10 Hektare Sawah di Pasaman Barat Gagal Panen Akibat Luapan Sungai, Petani Rugi 60 Ton
PASAMAN BARAT – Seluas 10 hektare lahan persawahan di Nagari Desa Baru, Kecamatan Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat, mengalami gagal panen (puso) karena meluapnya aliran Sungai Batang Laping satu pekan terakhir.
“Gagal panen itu menyebabkan petani mengalami kerugian sebanyak 60 ton karena satu hektare sawah produksinya 6 ton,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat, Doddy San Ismail, Jumat (6/9/2024).
Untuk membantu petani yang gagal panen itu, pihaknya telah mengusulkan benih beserta sarana produksi pertanian (saprodi) ke Kementerian Pertanian. Dijadwalkan tim kementerian akan turun pada November nanti. Ia juga mengajak kelompok tani di lokasi tersebut agar ikut Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) untuk menimalisir kerugian akibat gagal panen.
Ia menjelaskan, produksi padi di Pasaman Barat delapan bulan terakhir dalam rentang waktu Januari-Agustus 2024 mencapai 58.415 ton dari 103.684 ton selama 2024.
Untuk memaksimalkan produksi padi, pihaknya melakukan sejumlah upaya yakni melakukan rehab jaringan irigasi tersier, pembangunan jalan usaha tani, dan bantuan alat mesin pertanian.
Selain itu juga memanfaatkan lahan perkebunan yang saat ini masa peremajaan sawit rakyat dan memanfaatkan lahan-lahan yang berpotensi untuk pertanaman padi maupun jagung melalui pola tanaman sela berupa tumpang sari, tumpeng sisip, dan pola lainnya.
Pihaknya juga memnyalurkan bantuan saprodi benih, pupuk, dan pestisida serta alat dan mesin pertanian berupa pompanisasi, traktor, hingga combine harvester.
Tak hanya itu, juga membenahi dan merawat saluran irigasi dalam rangka pemenuhan air bagi lahan persawahan.
“Berbagai upaya itu akan kita lakukan sehingga target produksi padi yang ditetapkan dapat tercapai,” katanya yang dikutip koranbatam.
Adapun daerah sentra padi di Pasaman Barat terletak di Kecamatan Talamau, Kinali, Ranah Batahan, dan Gunung Tuleh. []
Nur Quratul Nabila A