138 SD di Grobogan Akan Direhabilitasi dengan Anggaran Rp 25,7 Miliar

GROBOGAN – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Grobogan tahun ini mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 25,7 miliar untuk merehabilitasi 138 sekolah dasar (SD) di wilayah tersebut. Dana tersebut bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan akan digunakan untuk memperbaiki berbagai fasilitas sekolah yang mengalami kerusakan.
Kepala Bidang Pembinaan SD Disdik Grobogan, M. Irfan, menjelaskan bahwa pengusulan perbaikan sekolah telah dimasukkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
Saat ini, masih terdapat ratusan SD yang membutuhkan perbaikan infrastruktur, namun keterbatasan anggaran menyebabkan rehabilitasi dilakukan secara bertahap.
“Dari 138 sekolah yang mendapatkan perbaikan, sebanyak 35 sekolah akan menjalani rehabilitasi ruang kelas. Sisanya akan menerima perbaikan pada fasilitas lain, seperti perpustakaan, ruang guru, serta sarana dan prasarana penunjang, termasuk toilet, pagar, gapura, dan paving halaman,” jelas Irfan pada Senin, 10 Maret 2025.
Beberapa sekolah yang mengalami kerusakan parah, termasuk yang terdampak bencana alam, menjadi prioritas dalam program ini. Beberapa di antaranya adalah SDN 3 Nambuhan, SDN 3 Nglobar, SDN Papanrejo, SDN 2 Panimbo Kedungjati, dan SDN 4 Mangunrejo Pulokulon.
“Salah satu sekolah yang terdampak bencana banjir pada Januari lalu adalah SDN Papanrejo. Tahun ini, sekolah tersebut akan langsung mendapatkan penanganan,” tambahnya.
Selain dana dari DAU, Disdik Grobogan juga berencana mendapatkan tambahan anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bersumber dari Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen-PU). Namun, hingga saat ini, data mengenai sekolah mana saja yang akan menerima bantuan dari DAK masih dalam proses verifikasi.
Irfan mengungkapkan bahwa pengajuan bantuan rehabilitasi sekolah melalui proses panjang. Sekolah harus mengunggah data kondisi bangunan ke dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan memberikan laporan akurat mengenai ruangan atau fasilitas yang perlu diperbaiki. Setelah itu, usulan diajukan ke Disdik untuk diverifikasi.
“Berkas manual yang diajukan sekolah harus sesuai dengan data yang diunggah ke Dapodik. Ada tiga tahap desk ke kementerian, diikuti dengan pengecekan kesesuaian data secara manual dan digital,” jelasnya.
Irfan juga mengungkapkan bahwa jumlah bantuan rehabilitasi sekolah tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2024, tercatat hampir 200 sekolah menerima bantuan dengan total anggaran mencapai Rp 39 miliar dari DAU.
“Tahun ini, jumlah sekolah yang menerima bantuan lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Kami berharap ke depan ada tambahan anggaran agar lebih banyak sekolah yang bisa diperbaiki,” pungkasnya. []
Nur Quratul Nabila A