25 Penumpang KMP Tunu Masih Hilang di Selat Bali, Pencarian Diperpanjang 3 Hari

BANYUWANGI — Tim SAR gabungan memperpanjang masa pencarian terhadap sekitar 25 penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang masih dinyatakan hilang pascatenggelamnya kapal tersebut di perairan Selat Bali.
Perpanjangan pencarian dilakukan hingga Jumat (11/7/2025), menyusul belum ditemukannya seluruh korban, baik dari pencarian laut maupun laporan masyarakat pesisir.
Kepala Kantor SAR Jembrana, I Gede Darmada, menyatakan bahwa perpanjangan waktu pencarian merupakan hasil evaluasi bersama lintas instansi yang terlibat dalam operasi SAR.
“Pencarian akan terus kami lakukan hingga hari ketujuh pascakejadian, sesuai standar operasi. Kami juga memperluas area pencarian hingga radius 15 mil laut dari titik koordinat kapal terakhir terdeteksi,” ujar Gede.
Sejak insiden tenggelamnya kapal pada Minggu (6/7/2025), baru empat jenazah yang berhasil ditemukan oleh tim SAR. Namun dari jumlah tersebut, hanya satu korban yang terdaftar dalam manifest resmi kapal, yakni I Kadek Oka, warga Bali.
Tiga jenazah lainnya belum tercantum dalam daftar penumpang resmi, sehingga menimbulkan dugaan bahwa jumlah penumpang melebihi kapasitas atau tidak tercatat secara administratif oleh pihak operator kapal.
Pada Selasa (8/7/2025), dua jenazah di antaranya telah diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur. Mereka adalah Rido Anggara, warga Desa Kabat, Banyuwangi yang diketahui sebagai sopir travel jurusan Banyuwangi–Bali, serta Muhammad Aris Setiawan, warga Blitar.
Sementara pada Rabu pagi, satu korban lainnya kembali ditemukan mengambang di Pantai Pebuahan, Gilimanuk, oleh seorang nelayan setempat. Jenazah langsung dievakuasi ke Pelabuhan Gilimanuk, sebelum dibawa ke RSUD Blambangan Banyuwangi untuk proses identifikasi lanjutan.
Upaya pencarian menghadapi kendala cuaca buruk di perairan Selat Bali, termasuk gelombang tinggi dan visibilitas rendah. Selain mencari korban, tim SAR juga fokus mencari badan kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang diduga tenggelam ke dasar laut.
Pada Selasa kemarin, tim SAR sempat menumpangi KRI Pulau Fanildo untuk melanjutkan pencarian menggunakan alat bantu canggih seperti ROV (Remotely Operated Vehicle) dan sonar scan.
Hasil sementara mengindikasikan bahwa sebagian korban kemungkinan masih terperangkap di dalam badan kapal yang belum ditemukan lokasinya secara pasti.
Kasus tidak tercatatnya sebagian korban dalam manifest kapal memunculkan sorotan terhadap pengelolaan penumpang oleh pihak operator KMP Tunu Pratama Jaya.
Koordinator Posko Gabungan di Gilimanuk menyebut bahwa investigasi terhadap kelalaian administrasi ini akan menjadi bagian penting dari evaluasi pasca-operasi SAR.
“Ketidakcocokan jumlah penumpang dalam manifest sangat berbahaya. Ini akan kami laporkan ke otoritas pelayaran untuk ditindaklanjuti,” ujar seorang pejabat SAR yang enggan disebut namanya.
Hingga saat ini, pencarian tetap difokuskan di sekitar perairan Gilimanuk–Ketapang dan wilayah pesisir terdekat yang diprediksi menjadi titik hanyutnya korban berdasarkan pergerakan arus laut. []
Nur Quratul Nabila A