25 Ton Ikan Mati di Danau Maninjau, Petani Rugi Rp625 Juta Akibat Cuaca Ekstrem

SUMATERA BARAT – Sebanyak 25 ton ikan mati di keramba jaring apung di Danau Maninjau, tepatnya di Nagari atau Desa Bayua, Kecamatan Tanjung Raya, Sumatera Barat. Hal ini diakibatkan angin kencang yang melanda daerah itu sejak Minggu (12/1/2025).

“Ini berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh penyuluh perikanan di lapangan dari pembudidaya,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira di Lubuk Basung, dilansir Antara, Kamis (16/1/2025).

Rosva mengatakan 25 ton ikan jenis nila dengan berbagai ukuran itu tersebar di Jorong Lubuak Anyia, Banda Tangah, dan Lubuak Kandang milik 12 petani.

Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan mencatat petani mengalami kerugian sekitar Rp625 juta dengan harga Rp25 ribu per kilogram di tingkat petani.

“Harga ikan nila tingkat petani Rp25 ribu per kilogram,” ucap dia.

Ia mengatakan ikan ini mati akibat angin kencang melanda daerah itu sejak Minggu sore, sehingga terjadi pembalikan air dari dasar ke permukaan danau. Dengan kondisi itu, oksigen berkurang di dasar danau vulkanik tersebut dan ikan mengalami pusing.

Pada Senin (13/1/2025), ikan mati terus bertambah dan mengapung ke permukaan danau.

“Bangkai ikan mengapung ke permukaan dan kita masih melakukan pendataan jumlah kematian,” kata Rosva.

Rosva mengajak petani agar tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau, sehingga mengakibatkan pencemaran air danau. Petani diimbau mengumpulkan dan menguburkan ikan, sehingga air danau tidak tercemar.

“Saya mengajak petani untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau,” katanya.

Sebelumnya Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam telah membuat surat dengan Nomor 500.5.3.3/435/DKPP/2024 perihal prediksi cuaca ekstrem dan upaya pencegahan kematian ikan di Danau Maninjau.

Surat tersebut dibuat pada 21 November 2024 dan diserahkan ke wali nagari atau kepala desa dan Camat Tanjung Raya agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan kematian ikan dengan kondisi cuaca ekstrem.

“Kita sudah mengantisipasi dan memberikan surat ke wali nagari dan camat,” ujar Rosva. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *