29 Jembatan Rusak di Wonosobo, Pemkab Hanya Mampu Perbaiki Tiga Titik di 2025

WONOSOBO — Sebanyak 29 jembatan di Kabupaten Wonosobo dilaporkan mengalami kerusakan dengan berbagai tingkat keparahan. Namun, akibat keterbatasan anggaran, Pemerintah Kabupaten Wonosobo baru dapat mengalokasikan dana perbaikan untuk tiga jembatan pada tahun anggaran 2025 ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Wonosobo, Edi Hartono. Ia mengakui bahwa kerusakan jembatan telah menjadi persoalan infrastruktur yang cukup serius, namun realisasi perbaikannya harus dilakukan secara bertahap.

“Setelah kami inventarisasi, total ada 29 titik jembatan yang mengalami kerusakan. Namun tahun ini, baru tiga jembatan yang bisa kami tangani karena keterbatasan anggaran,” ujar Edi kepada Radar Magelang, Minggu (25/5/2025).

Ketiga jembatan yang akan diperbaiki meliputi Jembatan Pusung di ruas Selomerto–Leksono dengan anggaran Rp 800 juta, Jembatan Mirombo di ruas Rojoimo–Sariyoso senilai Rp 550 juta, dan Jembatan Gumelar di ruas Ngalian–Gumelar yang mendapat alokasi terbesar, yakni Rp 5 miliar. Total anggaran yang tersedia mencapai Rp 6,35 miliar.

Edi menjelaskan bahwa kerusakan infrastruktur jembatan tersebut mayoritas disebabkan oleh kombinasi faktor usia bangunan yang sudah tua, intensitas curah hujan yang tinggi, serta beban kendaraan yang melebihi kapasitas struktur jembatan.

“Kalau dihitung seluruh kebutuhan anggaran untuk perbaikan 29 jembatan tersebut, totalnya mencapai Rp 32,55 miliar. Maka kami prioritaskan berdasarkan tingkat kerusakan dan urgensi konektivitasnya,” jelas Edi.

Kerusakan jembatan juga diperparah dengan bencana alam berupa tanah longsor yang terjadi di sejumlah wilayah. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Dudi Wardoyo, melaporkan kejadian longsor senderan jembatan di Dusun Ngadiloka, Desa Kalikuning, Kecamatan Kalikajar, pada Senin (19/5/2025).

Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut menggerus fondasi jembatan, hingga satu sisi penyangga runtuh dan menyebabkan jalan amblas.

“Pukul 15.00 WIB, senderan bawah jembatan runtuh, menyebabkan permukaan jalan turun drastis. Akses jalan Kembaran–Ngadiloka–Kalikuning terpaksa ditutup total,” terang Dudi.

Selain itu, pada Sabtu (24/5/2025) malam, hujan deras di Kecamatan Kepil juga menyebabkan longsor di ruas Jalan Provinsi Kepil–Bruno, tepatnya di Dusun Polowono, Desa Jangkrikan. Material longsor menggerus badan jalan sepanjang 30 meter dan lebar tiga meter, mengakibatkan sebagian besar badan jalan amblas dan retak-retak.

“Kondisi jalan sangat berisiko dilalui kendaraan, apalagi kendaraan berat. Untuk sementara, kami sarankan pengguna jalan memilih jalur alternatif,” ujar Dudi.

Dengan banyaknya infrastruktur yang terdampak dan terbatasnya anggaran, sejumlah kalangan meminta Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk segera menetapkan skala prioritas berdasarkan aspek keselamatan dan kelancaran mobilitas masyarakat.

“Kami sangat berharap pembangunan dan perbaikan infrastruktur vital seperti jembatan tidak ditunda terlalu lama. Karena ini menyangkut aktivitas ekonomi dan akses layanan dasar masyarakat,” imbuh Dudi.

Hingga saat ini, pemerintah daerah masih melakukan asesmen di beberapa titik tambahan guna memastikan kelayakan teknis serta kesiapan anggaran yang mungkin diusulkan dalam perubahan APBD atau dana bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *