389 Kasus DBD Terjadi di Kabupaten Blitar, Tiga Anak Meninggal

BLITAR – Sebanyak 389 orang di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, terjangkit demam berdarah dengue (DBD) sepanjang Januari 2025. Dari jumlah tersebut, tiga di antaranya meninggal dunia. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Christine Indrawati, mengungkapkan bahwa ketiga korban yang meninggal merupakan anak-anak di bawah usia 10 tahun.

“Ketiga kasus kematian tersebut terjadi pada anak usia 9 tahun, 1 tahun, dan 9 bulan. Kebetulan semuanya adalah anak perempuan,” ujar Christine melalui sambungan telepon pada Kamis (6/2/2025).

Christine menjelaskan, kematian akibat DBD sering kali disebabkan oleh terlambatnya penanganan medis.

“Apabila seseorang mengalami demam selama dua hingga tiga hari tanpa ada penurunan suhu tubuh, hal itu harus segera menjadi perhatian, karena bisa jadi gejala awal demam berdarah,” lanjutnya.

Ia juga mengingatkan, apabila demam tinggi melebihi 39 derajat Celsius, masyarakat seharusnya segera mencari pertolongan medis.

Dalam kesempatan itu, Christine menyoroti bahwa kini infeksi virus demam berdarah tidak selalu disertai demam tinggi.

“Ada banyak jenis virus DBD, dan sebagian tidak memicu demam tinggi, namun bisa menyebabkan penurunan trombosit yang signifikan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama saat gejala demam terjadi pada anak-anak.

“Kami mengingatkan agar orang tua segera membawa anak ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat jika demam berlangsung lebih dari dua hari tanpa penurunan,” tambah Christine.

Tingginya jumlah kasus DBD pada Januari 2025, yang mencapai 389 kasus, diakui oleh Christine sebagai dampak dari curah hujan yang tinggi. Kondisi ini mendorong meningkatnya jumlah perkembangbiakan nyamuk penyebar virus DBD. Sayangnya, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap upaya pemberantasan sarang nyamuk menjadi salah satu faktor penyebab.

“Kesadaran masyarakat untuk menjalankan prosedur 3M (menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk) masih sangat rendah, terutama di musim hujan,” ujarnya.

Christine juga menambahkan bahwa lonjakan kasus DBD pada Januari 2025 merupakan yang tertinggi sepanjang tahun ini, bahkan melebihi angka yang tercatat pada tahun 2024. Pada tahun 2024, kasus tertinggi tercatat pada bulan Maret dengan 256 kasus, yang sudah dianggap sebagai lonjakan yang signifikan. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *