66 Atlet Dunia Ramaikan Para Fencing World Cup 2025 di Solo

SOLO – Kota Solo bersiap menjadi panggung perhelatan internasional Para Fencing World Cup 2025, yang digelar di GOR Indoor Manahan mulai Senin (15/09/2025). Sebanyak 66 atlet dari 17 negara telah memastikan kehadiran mereka untuk beradu strategi, kecepatan, dan teknik dalam cabang anggar kursi roda.
Indonesia sebagai tuan rumah mengandalkan 10 atlet binaan NPC Indonesia. Mereka adalah Alika Shalshabilah, Sri Lestari, Dwi Lestari, Angga Budi Prasetyo, Akhmad Saidah, Didit Diantoro, Taufiq Rahman, Ryo Affandi, Tutik Yumiati, dan Aditya Hidayat. Dari daftar tersebut, hanya Sri Lestari dan Akhmad Saidah yang telah berpengalaman tampil di level internasional, termasuk Asian Para Games 2018.
Sementara itu, delapan atlet lainnya baru mengenyam persaingan di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII 2024. Meski pengalaman masih minim, mereka memiliki semangat besar untuk belajar dan menambah jam terbang.
“Jadi atmosfer pertandingan yang mereka rasakan baru berjibaku di ketatnya persaingan Peparnas 2024. Modal semangat dan memperbanyak jam terbang menjadi tujuan utama di Para Fencing World Cup 2025 di Solo nanti,” ujar pelatih Firman Raflesio.
Menurut Firman, ajang ini akan menghadirkan lawan-lawan tangguh yang sebelumnya berlaga di Paralimpiade Paris 2024. Karena itu, atmosfer kompetisi diyakini akan sangat ketat. Bagi Indonesia, kejuaraan ini bukan sekadar mencari medali, melainkan momentum penting menimba pengalaman jelang Asian Para Games 2025 di Thailand.
Salah satu atlet, Taufiq Rahman, menjadi contoh nyata transisi karier olahraga. Sebelumnya ia tampil di cabang atletik kategori lempar pada Peparnas XVII 2024 dan berhasil meraih dua medali emas. Keputusan untuk beralih ke anggar kursi roda membuka babak baru baginya.
“Saya sangat senang bisa bergabung di pemusatan latihan dan sekarang bertambah semangat karena kejuaraan ini akan menjadi momen pertama saya bertanding di level internasional,” tutur atlet asal Kebumen itu.
Taufiq mengaku sudah berlatih intens sejak Februari 2025 bersama tim anggar kursi roda Jawa Tengah, sebelum akhirnya dipanggil bergabung dengan tim nasional. Baginya, ajang dunia ini adalah kesempatan langka untuk menakar kemampuan sekaligus mengukur sejauh mana dirinya bisa bersaing.
Selain memberi kebanggaan, kehadiran 17 negara peserta juga menambah warna internasional di Solo. Venezuela yang semula direncanakan hadir harus absen karena kondisi politik dalam negeri. Kendati demikian, kehadiran para atlet dari negara-negara besar tetap menjadikan ajang ini sarat gengsi.
Bagi Indonesia, Para Fencing World Cup 2025 adalah langkah awal membangun tradisi baru di cabang olahraga ini. Semangat, pengalaman, dan keberanian para atlet diharapkan menjadi bekal penting menuju puncak prestasi di tingkat Asia maupun dunia. []
Diyan Febriana Citra.