70 WNI di Lebanon Tolak Evakuasi Meski Konflik Memanas: Alasan Keluarga dan Jaminan Keselamatan

BEIRUT – Kuasa Usaha Ad Interm Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut, Yosi Aprizal, mengungkapkan bahwa sebanyak 70 warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon menolak untuk dievakuasi ke tempat aman. Mereka bahkan telah menyampaikan surat pernyataan kepada KBRI di Beirut.

“Jadi dari 157 warga kita (WNI) di Lebanon, sebanyak 70 orang sudah menyatakan tidak siap untuk dievakuasi. Mereka telah menyampaikan surat pertanggungjawaban mutlak, bahwa mereka akan bertanggung jawab secara pribadi atas keamanan dan keselamatan mereka,” ujar Yosi dalam acara Obrolan Newsroom Kompas .com, Kamis (26/9/2024).

Keputusan ini diambil meskipun situasi di Lebanon semakin mencekam akibat meningkatnya konflik bersenjata antara Hizbullah dan Israel.

Beberapa WNI yang menolak menyampaikan alasan masih memiliki keluarga yang merupakan warga negara Lebanon yang tinggal di daerah konflik.

“Mayoritas yang menolak menyampaikan adalah warga kita yang sudah menikah dengan warga Lebanon, dan mereka sudah tinggal di sini cukup lama,” tutur Yosi.

Selain itu, terdapat juga sejumlah pelajar yang mendapatkan jaminan keselamatan dari pihak kampus.

“Para pelajar ini juga telah memberikan surat pertanggungjawaban mutlak untuk tidak dievakuasi karena ada jaminan dari kampus,” imbuhnya.

Sebagai langkah mitigasi, KBRI Beirut hanya bisa memberikan imbauan kepada WNI di Lebanon untuk menghindari daerah rawan konflik dan terus memantau terkini. KBRI juga menyediakan tempat perlindungan (shelter) bagi WNI yang merasa kondisinya semakin tidak aman.

“Warga yang merasa tidak aman, jika diperlukan, KBRI menyediakan shelter. Silakan berlindung di shelter KBRI untuk sementara waktu sampai situasi membaik. Kami menyediakan shelter bagi warga kita yang membutuhkan jika lokasi tempat tinggalnya tidak aman,” tandas Yosi.

Diketahui, konflik di Timur Tengah antara Israel, Palestina, Lebanon, dan Iran terus meningkat.

Serangan Israel baru-baru ini telah mengakibatkan terbunuhnya Ibrahim Kobeissi, komandan unit tinggi roket dan rudal Hizbullah.

Juru bicara militer Israel mengonfirmasi bahwa serangan di Beirut tersebut melemahkan Kobeissi, yang menjadi sasaran dalam serangan yang menghantam sebuah gedung tempat ia berada setidaknya dua komandan lainnya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *