72 Siswa Keracunan Usai Konsumsi Makanan MBG di Cianjur, BGN Lakukan Investigasi

CIANJUR – Insiden keracunan massal yang dialami puluhan siswa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), memicu kekhawatiran masyarakat akan aspek keamanan pangan dalam program nasional tersebut.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa penyebab pasti kejadian ini masih dalam proses investigasi menyeluruh.

“Berbagai penyebab terus kami telusuri dengan teliti,” ujar Dadan dalam keterangannya usai meninjau langsung para korban yang dirawat di rumah sakit, Rabu (23/4/2025).

Menurut data BGN, total 72 siswa dari dua sekolah teridentifikasi mengalami gejala keracunan. Rinciannya, 52 siswa dari 78 siswa MAN 1 Cianjur dan 20 dari 167 siswa SMP PGRI 1 Cianjur menunjukkan gejala serupa setelah menyantap hidangan MBG yang disediakan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Seluruh korban telah mendapatkan penanganan medis secara intensif dan dalam pengawasan ketat pihak rumah sakit,” tambah Dadan.

SPPG Cianjur sendiri diketahui telah beroperasi sejak 15 Januari 2025 dan memproduksi antara 2.071 hingga 3.470 porsi makanan bergizi setiap hari untuk sembilan sekolah mitra. Insiden keracunan ini disebut sebagai kejadian pertama sejak operasional dimulai.

Sebagai langkah cepat, BGN menetapkan penambahan satu Standar Operasional Prosedur (SOP) baru, yakni pengelolaan sisa makanan kini tidak lagi dilakukan di lingkungan sekolah, melainkan dipusatkan di SPPG.

“Kami tidak hanya ingin merespons kasus ini, tetapi juga memperkuat sistem pangan sekolah yang aman dan berkelanjutan,” tutur Dadan.

BGN juga menunggu hasil uji laboratorium dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat, yang diperkirakan rampung dalam 7 hingga 10 hari mendatang. Dadan meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi sambil menunggu hasil resmi.

Menanggapi kejadian tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, mendesak evaluasi menyeluruh terhadap implementasi program MBG. Ia menekankan pentingnya pengawasan dari hulu ke hilir agar bantuan pangan tidak berubah menjadi bencana.

“Seluruh SOP harus diawasi dengan ketat. Program pemerintah yang niatnya baik tidak boleh menjadi sumber musibah,” tegas Netty dalam pernyataan tertulis.

Insiden di Cianjur bukan yang pertama, dan evaluasi menyeluruh kini menjadi tuntutan banyak pihak demi keberlangsungan program MBG secara aman dan berkualitas. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *