76 Sekolah Tak Finalisasi PDSS, Siswa Terancam Gagal Ikut SNBP 2025

JAKARTA – Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 mencatat sebanyak 76 sekolah tidak melakukan finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) hingga batas akhir yang ditetapkan pada Rabu (5/2/2025) pukul 15.00 WIB.
Ketua Panitia SNPMB 2025, Eduart Wolok, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memberikan perpanjangan waktu kepada ratusan sekolah, tetapi masih ada yang gagal menyelesaikan proses tersebut.
“Kami telah berusaha mengakomodasi 373 sekolah yang belum melakukan finalisasi dengan memberikan perpanjangan tenggat waktu. Hingga 6 Februari 2025 pukul 13.00 WIB, sebanyak 297 sekolah berhasil memanfaatkan kesempatan ini, sehingga 9.438 siswa tetap dapat mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP),” ujar Eduart dalam keterangan tertulis, Kamis (6/2/2025).
Meski demikian, masih ditemukan sejumlah sekolah yang tidak dapat menyelesaikan finalisasi nilai untuk sebagian siswa mereka. Kondisi ini menyebabkan siswa yang telah melengkapi pengisian nilai rapor justru gagal terdaftar secara final.
Untuk mengatasi masalah ini, panitia SNPMB telah menghubungi sekolah-sekolah terkait dan memberikan kesempatan untuk melengkapi dokumen hingga Jumat (7/2/2025) pukul 15.00 WIB. Dokumen yang harus dikirimkan oleh sekolah mencakup:
- Surat Kuasa yang berisi:
-
- Identitas sekolah (nama kepala sekolah, NIP, jabatan, NPSN, nama sekolah, alamat, kota/kabupaten).
- Identitas siswa (nama, NISN) dengan nilai yang tidak lengkap dan akan dihapus dari daftar peserta eligible.
- Pernyataan bahwa sekolah tidak menambah data nilai pada PDSS, serta memberikan kuasa kepada panitia SNPMB untuk menghapus siswa dengan nilai tidak lengkap dan melakukan finalisasi akhir.
- Konsekuensi yang timbul dari proses ini menjadi tanggung jawab penuh kepala sekolah.
Eduart menegaskan bahwa sekolah yang tidak memenuhi persyaratan hingga batas akhir tidak akan lagi mendapatkan kesempatan untuk finalisasi PDSS.
“Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan akuntabilitas, keadilan, dan integritas dalam proses seleksi. Kami juga menghargai sekolah-sekolah yang telah mengikuti prosedur dengan disiplin dan tepat waktu,” tegasnya.
Finalisasi PDSS merupakan syarat wajib bagi sekolah untuk memastikan siswanya dapat mengikuti jalur SNBP. Oleh karena itu, sekolah yang gagal memenuhi ketentuan ini berisiko membuat siswanya kehilangan kesempatan masuk perguruan tinggi melalui jalur prestasi.
Dengan semakin ketatnya sistem seleksi, panitia SNPMB menekankan pentingnya kepatuhan sekolah terhadap prosedur yang telah ditetapkan demi menjaga kredibilitas sistem penerimaan mahasiswa baru di Indonesia. []
Nur Quratul Nabila A