Fakta-fakta Keracunan Massal Warga Palabuhan Ratu Usai Konsumsi Nasi Kotak Acara Haul

SUKABUMI – Kasus keracunan massal akibat konsumsi nasi jomet kembali terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sebanyak 106 warga Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, dilaporkan mengalami gejala mual, muntah, dan diare setelah menyantap hidangan nasi kotak dari sebuah acara haul pada Rabu malam (7/5/2025).
Peristiwa ini menjadi kasus kedua dalam waktu dekat, setelah sebelumnya 84 warga Kecamatan Kabandungan juga mengalami keracunan serupa usai menghadiri hajatan pernikahan pada akhir April lalu.
Camat Palabuhanratu, Deni Yudhono, menyampaikan bahwa insiden kali ini terjadi setelah warga menghadiri haul seorang tokoh masyarakat yang telah wafat. Seusai acara, para hadirin menerima bingkisan berupa nasi kotak, yang di antaranya berisi lauk telur balado.
“Sorenya ada acara haul, dan pulangnya warga diberi nasi kotak atau yang biasa disebut nasi jomet,” ujar Deni, Kamis (8/5/2025).
Gejala keracunan mulai dirasakan sekitar pukul 21.45 WIB. Korban sebagian besar berasal dari Kampung Babadan dan Sirnagalih yang berada di wilayah RW 30 dan RW 29. Warga yang merasakan gejala langsung berinisiatif menuju fasilitas kesehatan terdekat.
RSUD Palabuhanratu menjadi lokasi rujukan utama. Hingga dini hari Kamis, tercatat 54 orang dirawat di instalasi gawat darurat, sedangkan 52 lainnya ditangani di posko darurat dengan bantuan tenda dan pelbed yang disiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Karena rumah sakit penuh dan sudah malam, bantuan datang dari Dinas Kesehatan wilayah Simpenan, Cikakak, Citarik, dan Palabuhanratu. Penanganan medis langsung dilakukan di lokasi,” jelas Deni.
Pihak Dinas Kesehatan dan tim surveilans menduga penyebab keracunan berasal dari kontaminasi bakteri.
“Kalau karena zat kimia, dampaknya bisa lebih berat. Ini gejalanya muncul sekitar enam jam setelah makanan dikonsumsi,” lanjutnya.
Hingga Kamis pagi, 36 dari 54 pasien yang sempat dirawat di rumah sakit telah diperbolehkan pulang karena kondisi yang membaik, sementara 18 orang lainnya masih menjalani observasi.
Sampel makanan telah dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pemerintah kecamatan bekerja sama dengan dinas terkait terus melakukan pemantauan terhadap kondisi korban dan mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dari kegiatan massal. []
Nur Quratul Nabila A