Dua Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Sengit Melawan Hamas di Rafah, Gaza Selatan

RAFAH – Dua tentara Israel dilaporkan tewas dan empat lainnya luka parah dalam pertempuran sengit melawan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di wilayah selatan Jalur Gaza pada Kamis (8/5/2025). Kabar tersebut diumumkan secara resmi oleh militer Israel pada Jumat (9/5/2025).

Militer Israel menyatakan bahwa insiden itu terjadi dalam operasi darat yang mereka lakukan di sekitar Rafah, kota di perbatasan Gaza-Mesir yang menjadi target ekspansi terbaru serangan militer Zionis. Dua perwira serta dua prajurit lainnya mengalami luka serius dan saat ini tengah menjalani perawatan intensif.

Sementara itu, Hamas melalui sayap militernya, Brigade al-Qassam, menyebut bahwa pihaknya menyergap satu unit tentara Israel yang terdiri dari 12 personel di lingkungan Tanur, Rafah timur.

Dalam penyergapan itu, para milisi meluncurkan dua roket antipersonel dan antitank yang menewaskan dan melukai sejumlah tentara Israel.

Pernyataan yang dirilis di kanal Telegram Hamas tersebut menunjukkan bahwa kelompok perlawanan Palestina itu masih memiliki kekuatan tempur yang signifikan di wilayah yang diklaim telah dikuasai militer Israel.

Ini menjadi salah satu serangan paling berdampak yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir di wilayah Rafah.

Pertempuran di Rafah selama ini tergolong jarang dilaporkan secara terbuka oleh Hamas, berbeda dengan wilayah Khan Younis dan Gaza utara yang selama beberapa bulan terakhir menjadi episentrum perlawanan.

Namun, eskalasi terbaru ini menunjukkan bahwa kota Rafah kini juga menjadi zona pertempuran aktif.

Israel, yang telah melancarkan operasi militer besar-besaran sejak Oktober 2023, kembali meningkatkan serangan pada Maret 2025 setelah kegagalan kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat.

Gencatan senjata tersebut sempat menghentikan pertempuran selama enam minggu namun tidak berhasil bertahan lama.

Ketegangan di Gaza terus meningkat seiring dengan rencana Israel memperluas serangan ke wilayah-wilayah yang sebelumnya dianggap telah “dibersihkan” dari kehadiran milisi Hamas.

Hingga kini, belum ada tanda-tanda diplomatik yang berhasil meredam konflik berkepanjangan tersebut. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *