Warga Loa Raya Antusias Ikut Musdes, Fokus pada Infrastruktur dan Pemberdayaan

KUTAI KARTANEGARA — Pemerintah Desa Loa Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, terus memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan desa. Salah satu langkah yang konsisten dilakukan adalah dengan menggelar Musyawarah Desa (Musdes) secara berkala, minimal empat kali dalam satu tahun anggaran.

Kepala Desa Loa Raya, Martin, mengungkapkan bahwa antusiasme warga dalam mengikuti setiap kegiatan musyawarah sangat membanggakan. Menurutnya, keterlibatan aktif masyarakat menjadi fondasi penting dalam penyusunan arah kebijakan pembangunan yang berbasis pada kebutuhan riil di lapangan.

“Alhamdulillah, setiap kali kami menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa, masyarakat selalu antusias berpartisipasi. Mereka memiliki harapan besar agar program-program dari pemerintah desa maupun kabupaten dapat mendukung kegiatan mereka di lapangan,” ujar Martin saat ditemui pada Rabu (30/4/2025).

Menjelang penyusunan RKP Desa tahun anggaran 2026, pemerintah desa telah menginstruksikan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk memulai tahapan awal musyawarah di tingkat rukun tetangga (RT). Meski demikian, pelaksanaan Musdes RKP 2026 masih menunggu penetapan jadwal dari pihak kecamatan.

Martin menjelaskan bahwa peserta Musdes mencakup berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh adat, kelompok tani, pengurus lembaga desa, hingga unsur pemuda. Keterlibatan lintas kelompok ini diharapkan dapat memperkaya pandangan serta menjamin keberpihakan program terhadap semua lapisan masyarakat.

“Dalam setiap Musdes, semua unsur hadir. Ini penting agar setiap keputusan benar-benar mencerminkan kebutuhan warga,” tambah Martin.

Dari pelaksanaan Musdes sebelumnya, aspirasi yang paling banyak disampaikan warga masih berkutat pada permintaan pembangunan infrastruktur dan program pemberdayaan ekonomi. Warga berharap jalan lingkungan diperbaiki, fasilitas umum ditingkatkan, serta pelatihan keterampilan dan dukungan pertanian diperluas.

“Mayoritas usulan warga terkait infrastruktur dan pemberdayaan. Namun, kami juga menjelaskan bahwa Dana Desa tidak mencukupi untuk membiayai semua usulan. Maka dari itu, beberapa program kami usulkan pula ke tingkat kabupaten,” jelasnya.

Martin menegaskan bahwa semangat gotong royong dan keterlibatan aktif seluruh lapisan masyarakat menjadi landasan kuat bagi pemerintah desa dalam merancang program yang relevan, berdaya guna, dan tepat sasaran.[]

Penulis : Suryono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *