Banjir Rendam 1.600 Rumah di Blora, Satu Jembatan Terputus

BLORA – Banjir yang melanda Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menyebabkan sedikitnya 1.600 rumah warga tergenang dan satu jembatan penghubung putus akibat tingginya debit air sungai. Banjir ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin (19/5/2025) sore hingga malam hari.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, terdapat 10 kecamatan terdampak banjir dari total 16 kecamatan yang ada di wilayah tersebut. Kesepuluh kecamatan itu meliputi Kunduran, Ngawen, Cepu, Sambong, Kradenan, Jepon, Banjarejo, Randublatung, Kedungtuban, dan Blora Kota.
“Dampak banjir juga menyebabkan putusnya Jembatan Temuwoh di Kecamatan Ngawen, tepatnya di perbatasan Desa Talokwohmojo dan Kedungsatriyan, ruas Jalan Trembulrejo–Randualas,” ujar Agung Triyono, anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Blora, Rabu (21/5/2025).
Menurutnya, jembatan tersebut ambruk sekitar pukul 18.30 WIB setelah tak mampu menahan derasnya aliran sungai. Selain itu, satu rumah warga di Desa Punggursugih, Kecamatan Ngawen, dilaporkan mengalami kerusakan akibat luapan air.
BPBD bersama tim gabungan hingga saat ini masih melakukan pendataan dan asesmen terhadap wilayah terdampak, termasuk tingkat kerusakan dan kebutuhan darurat. Sebagian akses jalan turut tergenang banjir, memaksa petugas melakukan pengalihan lalu lintas ke rute yang lebih aman.
Pemasangan rambu peringatan dan garis pembatas (police line) dilakukan untuk mencegah kendaraan melintasi jalan yang tidak dapat dilalui. Meski demikian, kondisi banjir mulai menunjukkan penurunan.
“Hari ini genangan air rata-rata telah surut dari sebelumnya yang mencapai 30 sentimeter pada Selasa (20/5/2025) pagi,” tambah Agung.
Kepala BPBD Blora mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan susulan dan meminta warga agar segera melapor apabila terjadi keadaan darurat. Selain itu, pemerintah daerah juga telah menyiagakan tim siaga bencana dan posko evakuasi guna mengantisipasi kemungkinan situasi yang lebih buruk.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa sebagian wilayah Jawa Tengah, termasuk Blora, kini tengah memasuki masa peralihan dari musim hujan ke kemarau. Meski intensitas hujan cenderung menurun, potensi hujan lokal dalam durasi singkat masih perlu diwaspadai. []
Nur Quratul Nabila A