Banjir Hebat Landa New South Wales, Australia: 4 Tewas, 50.000 Orang Terisolasi

SYDNEY – Banjir besar akibat hujan ekstrem melanda wilayah timur Australia, terutama negara bagian New South Wales, sejak awal pekan ini. Banjir membawa lumpur dan puing-puing, merusak rumah-rumah, jalan, dan fasilitas umum.

Sebanyak empat orang dilaporkan meninggal dunia di wilayah utara New South Wales, daerah pertanian subur yang membentang 400 kilometer dari pesisir dekat Sydney.

Curah hujan yang turun dalam tiga hari terakhir setara dengan enam bulan hujan normal. Bencana ini memaksa puluhan ribu warga terjebak di dalam rumah tanpa akses bantuan.

Saat banjir mulai surut pada Jumat (23/5/2025), pemerintah negara bagian dan federal Australia meluncurkan operasi penyelamatan dan evakuasi besar-besaran. Kepala Dinas Darurat New South Wales, Dallas Burnes, menyatakan bahwa lebih dari 2.000 personel telah dikerahkan untuk misi tersebut.

“Fokus utama kami adalah mendistribusikan kembali kebutuhan dasar bagi warga yang masih terisolasi. Hingga kini sekitar 50.000 orang belum mendapat akses bantuan,” jelas Burnes.

Sejak awal banjir, lebih dari 600 orang telah dievakuasi. Beberapa di antaranya diselamatkan dengan helikopter setelah terjebak di atap rumah, mobil, dan jembatan jalan raya.

Namun, meski air surut, bahaya masih mengancam. Lumpur yang tersisa menjadi tempat bersembunyi ular dan hama, sementara potensi bahaya kelistrikan dan kontaminasi lingkungan tetap tinggi.

Wali Kota Kempsey, Kinne Ring, menyebut puluhan rumah dan bisnis terendam banjir, dengan genangan mencapai lantai dasar bangunan. “Kondisinya sangat mengerikan dan butuh waktu lama untuk pulih,” katanya.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, telah menetapkan status keadaan darurat nasional dan menjanjikan dukungan penuh dari pemerintah pusat. “Angkatan Pertahanan Australia akan kami kerahkan untuk membantu proses pemulihan. Ini adalah situasi yang mengerikan,” ujarnya saat meninjau lokasi terdampak.

Selain dampak terhadap manusia, banjir juga menyebabkan kematian ratusan hewan ternak. Penduduk melaporkan temuan bangkai sapi terdampar di pantai setelah terbawa arus dari daerah pedalaman.

Beberapa wilayah masih terputus akses hingga Jumat sore, menghambat upaya pendataan kerusakan secara menyeluruh. Pemerintah menyatakan bencana ini sebagai bencana alam nasional agar penyaluran sumber daya dapat dipercepat.

Pakar pemodelan banjir, Mahdi Sedighkia, menegaskan bahwa banjir besar ini adalah bukti nyata dari dampak perubahan iklim. Menurutnya, pemanasan laut di sekitar Australia meningkatkan penguapan dan memicu curah hujan ekstrem.

“Perubahan pola cuaca akibat krisis iklim kini membawa dampak nyata. Kita harus lebih waspada dan siap dengan mitigasi bencana berbasis data iklim,” ujar Sedighkia. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *