Kaltim Terapkan Paradigma Baru Evaluasi Pendidikan

SAMARINDA – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Sri Wahyuni, menegaskan pentingnya perubahan paradigma dalam evaluasi pendidikan yang tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian akademik, tetapi juga pengembangan kompetensi lulusan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sambutannya pada acara bertajuk “Paradigma Baru Evaluasi Pendidikan, Penerapan Tes Kemampuan Akademik Sebagai Instrumen Penilaian Nasional” yang berlangsung di Hotel Mercure, Samarinda, Sabtu (24/05/2025).

Sri Wahyuni menyatakan, Tes Kompetensi Akademik (TKA) merupakan instrumen baru yang digunakan untuk menilai kualitas anak didik secara nasional. “Kita tadi semua menyimak bagaimana paradigma baru evaluasi pendidikan ini melalui Tes Kompetensi Akademik sebagai instrumen penilaian nasional,” ujarnya.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan, Pemerintah Provinsi Kaltim telah meluncurkan program pendidikan gratis yang dikenal dengan nama Gratispol. Program ini memberikan kesempatan belajar tanpa biaya bagi pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta mahasiswa perguruan tinggi hingga delapan semester. Namun, Sri Wahyuni menegaskan bahwa pendidikan gratis harus didukung oleh kualitas sekolah dan kampus yang baik, meliputi infrastruktur memadai, kurikulum modern, tenaga pendidik kompeten, jejaring internasional, serta akses ke riset global.

Mengenai pelaksanaan TKA, Sekda Kaltim itu menekankan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tanpa menambah beban bagi siswa. “Kebijakan ini dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan tidak menjadi beban bagi siswa-siswi,” tuturnya.

Sri Wahyuni juga menegaskan bahwa peningkatan kualitas pendidikan menjadi prioritas utama dalam program pembangunan jangka pendek dan menengah Pemprov Kaltim. Dalam program 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim periode 2025–2030, fokus utama diletakkan pada sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Ia mengingatkan agar jajaran perangkat daerah memperjelas dan mempertajam rancangan program agar dapat terlaksana secara optimal.

Program prioritas dalam 100 hari kerja meliputi penyediaan sekolah gratis dari tingkat SMA/SMK hingga perguruan tinggi (S1, S2, S3), pelayanan kesehatan gratis, makanan bergizi, serta seragam sekolah tanpa biaya. Dengan pendekatan ini, Pemprov Kaltim berupaya mencetak generasi muda yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan tantangan global.

Lebih lanjut, Sri Wahyuni menyatakan bahwa Pemprov Kaltim mendorong kerja sama internasional dengan universitas luar negeri guna meningkatkan mutu pendidikan tinggi di daerah. Langkah ini bertujuan agar lulusan perguruan tinggi di Kaltim mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.

Penulis: Himawan Yokominarno

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *