Karnaval Paskah Kembali Semarakkan Kota Semarang, Libatkan 10 Ribu Peserta

SEMARANG – Setelah sempat terhenti akibat pandemi Covid-19, Karnaval Paskah kembali digelar secara meriah di Kota Semarang pada Jumat (23/5/2025). Ribuan peserta dari berbagai kalangan turut ambil bagian dalam perayaan keagamaan yang menjadi simbol toleransi dan keberagaman tersebut.
Karnaval dimulai dari kawasan Nol Kilometer di Jalan Pemuda dan berakhir di Balai Kota Semarang. Sebelum mencapai titik akhir, para peserta disuguhi visualisasi jalan salib yang merefleksikan kisah penderitaan Yesus Kristus, memperkuat makna spiritual dalam perayaan ini.
Ketua Panitia Karnaval Paskah 2025, Romo Eduardus Didik Cahyono SJ, menyampaikan bahwa jumlah peserta tahun ini mencapai sekitar 10.000 orang. Mereka terdiri atas umat gereja, pelajar, organisasi masyarakat, serta komunitas lainnya.
“Total ada sepuluh ribu peserta, baik pejalan kaki maupun kendaraan hias. Mereka berasal dari berbagai elemen masyarakat yang menunjukkan kebersamaan dan semangat gotong royong,” ujar Romo Didik saat ditemui di Balai Kota Semarang, Jumat petang.
Ia berharap, kegiatan ini dapat terus berlangsung secara berkelanjutan setiap tahun, sekaligus menjadi tanda berkat bagi seluruh warga Kota Semarang.
“Kami ingin apa yang sudah diupayakan sejak 2016 lalu terus dilanjutkan. Karnaval ini bukan hanya perayaan iman, tapi juga momentum untuk mempererat persaudaraan antarmasyarakat,” tambahnya.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan Karnaval Paskah 2025. Ia menilai kegiatan ini mencerminkan tumbuhnya semangat toleransi beragama di ibu kota Provinsi Jawa Tengah.
“Harapan besarnya adalah kerukunan antarumat beragama di Kota Semarang terus meningkat. Karnaval ini menunjukkan bahwa masyarakat Semarang saling menghargai dan mendukung,” kata Agustina.
Pemerintah Kota Semarang, menurutnya, memang berkomitmen memberikan ruang dan peran bagi semua komunitas keagamaan. Hal tersebut tercermin dari sejumlah agenda toleransi lain yang telah diselenggarakan sebelumnya, seperti festival Ogoh-ogoh, penyambutan Biksu Tudong, hingga tradisi Dugderan menjelang Ramadan.
“Semua kelompok punya kontribusi besar dalam membangun Semarang. Kami mendukung penuh jika Karnaval Paskah ini dijadikan agenda tahunan,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa antusiasme masyarakat menjadi tolok ukur keberlanjutan acara ke depan.
“Jika antusiasme masyarakat tetap tinggi, kami siap mendukung agar karnaval ini terus hadir setiap tahunnya,” pungkas Agustina.
Karnaval Paskah 2025 menjadi simbol penting bagi kerukunan, toleransi, dan semangat kebangsaan yang tumbuh di Kota Semarang. Ribuan langkah peserta yang melintasi pusat kota bukan sekadar parade, melainkan pesan damai bagi Indonesia. []
Nur Quratul Nabila A