Dispora Kaltim Terapkan Pembinaan Selektif, Fokus ke Cabor Pembawa Medali

ADVERTORIAL – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tengah menghadapi tantangan pengelolaan anggaran, termasuk dalam sektor pemuda dan olahraga. Kondisi ini mendorong Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim untuk melakukan penataan ulang prioritas pembinaan, dengan fokus pada cabang olahraga (cabor) yang dinilai paling potensial menyumbang prestasi.
Pengetatan anggaran yang melanda berbagai sektor tidak menyurutkan komitmen Dispora Kaltim dalam memacu prestasi olahraga. Kepala Bidang Pengembangan Pemuda dan Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading, menyatakan bahwa efisiensi justru menjadi momentum memperkuat arah pembinaan yang berbasis capaian.
“Efisiensi justru mengajarkan kita fokus ke potensi. Tidak semua cabang bisa dibina utuh. Yang diutamakan nomor-nomor tanding perorangan atau cabang yang punya peluang medali,” ujar Rasman dalam wawancara resmi, Sabtu (14/6/2025).
Menurutnya, pendekatan yang diterapkan saat ini bersifat selektif dan berorientasi pada hasil. Cabor yang selama ini menunjukkan performa unggul akan mendapatkan prioritas dalam hal dukungan teknis dan pembinaan berkelanjutan. Sebaliknya, cabor beregu atau yang belum menunjukkan hasil signifikan akan dikaji ulang efektivitasnya.
“Pembinaan tetap jalan, tapi kita harus bijak memanfaatkan anggaran. Karena yang kita kejar itu adalah prestasi, bukan formalitas,” tegasnya.
Kebijakan ini juga berdampak langsung terhadap pelatih dan atlet yang tergabung dalam program pembinaan. Evaluasi berbasis capaian dilakukan secara menyeluruh sebagai bagian dari strategi menyongsong berbagai ajang penting di paruh kedua tahun 2025, seperti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), Kejuaraan Nasional (Kejurnas), dan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS).
Proses seleksi atlet pun diperketat, dengan menitikberatkan pada kualitas dan pencapaian, bukan semata jumlah peserta. Rasman menyebutkan bahwa pengalokasian anggaran harus memiliki dampak nyata terhadap peluang perolehan medali.
“Yang kita cari adalah medali, bukan jumlah peserta atau seremonial. Kalau tidak ada prestasi, untuk apa? Ini soal hasil nyata,” tutupnya.
Meski ruang pembinaan menjadi lebih sempit, Pemprov Kaltim optimistis kebijakan ini akan mendongkrak efektivitas program olahraga sekaligus memastikan bahwa setiap anggaran yang dikeluarkan berkontribusi langsung terhadap kemajuan olahraga daerah. []
Penulis: Nur Quratul Nabila Atika | Penyunting: Enggal Tria Amukti