Panahan Kaltim Makin Berkembang: Tantangan Baru untuk Atlet Lokal

ADVERTORIAL – Olahraga panahan di Kalimantan Timur menunjukkan perkembangan yang menjanjikan, terutama dari segi jumlah cabang pertandingan dan antusiasme peserta. Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga Kalimantan Timur, Rasman Rading, menyoroti dinamika ini sebagai peluang sekaligus tantangan dalam mempersiapkan atlet yang lebih matang dan berdaya saing tinggi.

“Ini memang semakin hari semakin tinggi, kompetisinya di tingkat nasional dan internasional,” ungkap Rasman, Minggu (22/06/2025) sore, menegaskan bahwa kompetisi panahan kini tidak lagi sebatas olahraga tunggal, tetapi telah berkembang menjadi ajang persaingan regional dan nasional yang intens. Jumlah nomor pertandingan yang banyak juga mendorong daerah-daerah meningkatkan kualitas pembinaan atletnya. “Karena banyak nomor tandingnya, banyak yang diperebutkan, tapi semakin banyak juga peminatnya,” ujarnya.

Di tengah persaingan yang semakin ketat, Rasman mengingatkan bahwa kemenangan di tingkat provinsi masih jauh dari cukup. “Jangan berpuas diri dengan apa yang sudah dia dapatkan hari ini,” lanjutnya, mengingatkan atlet untuk terus meningkatkan diri. Semangat ini menjadi bagian dari strategi Dispora Kaltim untuk membangun pipeline atlet menuju jenjang nasional dan internasional.

Fokus bukan hanya pada teknik memanah, tetapi juga pada pembangunan mental dan fisik yang terintegrasi. “Saya berharap agar ke depan atlet-atlet yang ada saat ini selalu berlatih dengan keras, melatih fisiknya, latih mentalnya, dan juga latihan simulasi pertandingan,” kata Rasman. Pesan ini relevan di tengah banyaknya atlet yang cepat berpuas diri setelah meraih gelar juara lokal. Menurutnya, pencapaian itu hanyalah “langkah kecil untuk meraih yang jauh lebih besar.”

Dalam proses ini, dukungan eksternal menjadi unsur penentu. Rasman menyatakan bahwa di Kaltim, pembinaan atlet panahan selama ini sangat bergantung pada peran orang tua dan lingkungan keluarga. “Didukung oleh semua pihak, namun berbeda dengan di Jawa Timur didukung oleh korporasi-korporasi kayak Djarum,” ujarnya, memberi perbandingan terhadap pola pendanaan atlet di daerah lain.

Karena di Kalimantan Timur belum lekat keterlibatan korporasi besar, dukungan dari lingkungan terdekat menjadi tumpuan utama. Orang tua menyediakan logistik, motivasi, dan kadang fasilitasi berupa akses latihan. Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan atlet di daerah bukan hanya tugas pemerintah, tetapi kolaborasi antara institusi, keluarga, dan masyarakat.

Rasman menegaskan sekali lagi bahwa juara di provinsi bukan akhir perjalanan. “Jangan pernah menyerah, jangan pernah sok, soan, bahwa saya juara di provinsi, ini hanya langkah awal saja dalam meraih sebuah prestasi,” ungkapnya tegas. Ia berharap agar setiap atlet tidak terjebak dalam zona nyaman, melainkan selalu bersiap menghadapi kompetisi yang lebih berat.

Melalui sistem pembinaan yang matang, inklusif, dan berorientasi jangka panjang, Dispora Kaltim menargetkan pembentukan bibit unggul yang mampu membawa nama daerah ke pentas nasional maupun internasional. Komitmen ini didukung oleh semangat kolektif seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, keluarga, hingga masyarakat luas. []

Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Enggal Triya Amukti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *