Tiga Kartunis Turki Ditangkap karena Karikatur Satir Nabi

ISTANBUL — Otoritas Turki menangkap tiga kartunis majalah mingguan Leman atas tuduhan menghina simbol keagamaan setelah menerbitkan karikatur yang dianggap menyinggung Nabi Muhammad dan Nabi Musa.
Kartun tersebut menggambarkan dua tokoh agama berjabat tangan di langit, dengan latar belakang rudal beterbangan di bawah — ilustrasi yang dinilai sebagai kritik terhadap konflik di Bumi yang bertolak belakang dengan semangat kerukunan antariman.
Penangkapan ini menuai sorotan publik, terutama setelah Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, membagikan video di platform X (dulu Twitter) yang menunjukkan proses penangkapan kartunis Dogan Pehlevan. Dalam video tersebut, Pehlevan terlihat diborgol dan diseret turun dari tangga sebuah gedung.
“Saya sekali lagi mengutuk mereka yang mencoba menabur perselisihan dengan menggambar karikatur Nabi Muhammad,” ujar Yerlikaya, dikutip dari Reuters, Selasa (1/7/2025).
Menurut Yerlikaya, pihak berwenang telah menahan Pehlevan dan dua tersangka lain.
Ia menyebut mereka sebagai “orang-orang tak tahu malu” yang akan dimintai pertanggungjawaban secara hukum.
Dua video tambahan yang diunggah menunjukkan dua pria lainnya dibaringkan di tanah dan ditangkap secara paksa oleh polisi, salah satunya terlihat tanpa alas kaki.
Menteri Kehakiman Yilmaz Tunc menyatakan, para tersangka akan diproses hukum berdasarkan Pasal 216 KUHP Turki, yang mengatur pidana terhadap hasutan kebencian atau permusuhan atas dasar perbedaan kelas, ras, agama, sekte, atau daerah. Total enam orang telah dikenai perintah penangkapan terkait kasus ini.
Di sisi lain, redaksi Leman membantah tuduhan bahwa karikatur tersebut menghina Islam.
Dalam pernyataan resmi yang dipublikasikan di akun X, majalah itu menyampaikan permohonan maaf kepada para pembaca yang merasa tersinggung, namun menegaskan bahwa isi kartun telah disalahartikan.
“Nama Muhammad termasuk yang paling banyak digunakan umat Islam untuk menghormati sang nabi. Kartun itu tidak menggambarkan nabi secara langsung dan tidak dimaksudkan untuk menghina nilai-nilai agama,” tulis pihak redaksi.
Leman juga mengklarifikasi bahwa tujuan gambar adalah untuk menunjukkan penderitaan umat Muslim dalam konflik, khususnya merujuk pada agresi Israel.
Pihak majalah menyerukan agar kebebasan berekspresi tetap dilindungi dan agar aparat kehakiman tidak tunduk pada tekanan politik maupun kampanye ujaran kebencian.
Pada Senin malam (30/6)2025), video yang beredar di media sosial menunjukkan sekelompok demonstran mendatangi kantor redaksi Leman di pusat Kota Istanbul.
Massa meneriakkan slogan-slogan bernuansa religius dan terlihat menendang pintu masuk gedung.
Organisasi Reporters Without Borders menempatkan Turki di peringkat ke-157 dari 180 negara dalam Indeks Kebebasan Pers 2024.
Penangkapan ini memicu kekhawatiran luas tentang penyusutan ruang kebebasan berekspresi dan tekanan terhadap media independen di negara tersebut. []
Nur Quratul Nabila A