AS Fasilitasi Pembicaraan Israel-Suriah Menuju Perjanjian Keamanan

WASHINGTON D.C. — Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah memulai pembicaraan awal dengan Israel dan Suriah terkait kemungkinan tercapainya perjanjian keamanan antara kedua negara.

Hal ini dilaporkan oleh portal berita Axios, mengutip sejumlah sumber dari kalangan pejabat AS dan Israel.

“Kami sedang melakukan diskusi awal yang sangat lunak,” kata seorang pejabat senior AS, seperti dikutip dari Anadolu.

Menurut sumber yang sama, perundingan saat ini masih terbatas pada tingkat pejabat menengah, namun terdapat peluang untuk melibatkan pejabat tinggi dalam waktu mendatang.

Seorang pejabat Israel juga menyatakan bahwa meskipun kesepakatan tidak akan segera tercapai, prosesnya terus berjalan dengan pendekatan bertahap yang mengedepankan pembangunan kepercayaan antara kedua belah pihak.

Salah satu sumber dari Israel menegaskan bahwa tujuan utama dari pembicaraan ini bukan sekadar perjanjian keamanan, melainkan perjanjian perdamaian penuh dan normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan Suriah.

“Setiap pembicaraan pada akhirnya akan mengarah pada perjanjian perdamaian penuh dan normalisasi,” kata pejabat tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut mendorong pendekatan bertahap, yang dimulai dengan revisi Perjanjian Pelepasan 1974.

Perjanjian tersebut sebelumnya menetapkan zona pemisahan antara pasukan kedua negara dan seruan untuk pembebasan tawanan perang.

Pejabat Israel melihat bahwa zona penyangga yang dikuasai Israel dan sebagian wilayah Suriah yang masih diduduki menjadi alat tawar penting dalam perundingan.

Mereka menegaskan bahwa penarikan pasukan dari wilayah tersebut hanya akan dilakukan apabila perdamaian total telah dicapai.

Dalam perkembangan terpisah namun terkait, Presiden AS Donald Trump, pada Senin (30/6/2025), menandatangani instruksi presiden untuk mencabut sebagian sanksi terhadap Suriah.

Ia juga dikabarkan sedang mengkaji kemungkinan mencabut status Presiden Suriah Ahmad Al Sharaa serta organisasi Hayat Tahrir Al Sham (HTS) dari daftar organisasi teroris asing.

Langkah ini dipandang sebagai langkah awal menuju normalisasi hubungan antara Suriah dan Israel, seiring dengan pendekatan baru AS dalam menata ulang geopolitik Timur Tengah. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *