Trump Umumkan Israel Setuju Gencatan Senjata 60 Hari, Desak Hamas Terima Tawaran

WASHINGTON D.C. — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan bahwa Israel telah menyetujui syarat gencatan senjata selama 60 hari di Jalur Gaza.
Ia menegaskan bahwa upaya diplomasi saat ini berada di titik krusial dan memperingatkan kelompok Hamas agar tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung berbulan-bulan.
Pernyataan ini disampaikan Trump menjelang pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang direncanakan berlangsung di Gedung Putih pada Senin mendatang.
Pertemuan tersebut diyakini akan menjadi momen penting dalam menyusun peta jalan perdamaian dan pertukaran sandera antara kedua pihak yang terlibat dalam perang Gaza.
“Perwakilan saya telah melakukan pertemuan panjang dan produktif dengan pihak Israel hari ini mengenai Gaza. Israel telah menyetujui syarat-syarat yang diperlukan untuk memfinalisasi GENCATAN SENJATA selama 60 hari, dan selama periode ini, kami akan bekerja dengan semua pihak untuk mengakhiri Perang,” tulis Trump dalam unggahan di platform Truth Social miliknya, Selasa (1/7/2025) waktu setempat.
Dalam keterangannya, Trump menegaskan bahwa Qatar dan Mesir akan berperan sebagai penyampai usulan akhir gencatan senjata kepada Hamas.
Kedua negara tersebut selama ini dikenal sebagai pihak ketiga yang memiliki jalur komunikasi dengan Hamas dan kerap dilibatkan dalam negosiasi konflik Timur Tengah.
“Saya berharap, demi kebaikan Timur Tengah, bahwa Hamas menerima Kesepakatan ini, karena tidak akan menjadi lebih baik – KEADAAN HANYA AKAN MENJADI LEBIH BURUK,” tegas Trump, menekankan urgensi keputusan lewat huruf kapital.
Sementara itu, tekanan politik di dalam negeri Israel terhadap Netanyahu semakin meningkat. Di satu sisi, koalisi sayap kanan yang mendukungnya menolak wacana gencatan senjata.
Di sisi lain, keluarga para sandera mendesak pemerintah segera menyetujui kesepakatan yang memungkinkan pembebasan orang-orang yang ditahan Hamas.
Trump, dalam perannya sebagai tokoh utama dalam diplomasi Timur Tengah, tampak berusaha memposisikan diri sebagai penengah strategis untuk mendorong proses perdamaian.
Pertemuan antara Trump dan Netanyahu diperkirakan tidak hanya membahas implementasi teknis gencatan senjata, tetapi juga strategi jangka panjang yang mencakup jaminan keamanan dan langkah menuju stabilitas regional.
Sampai berita ini disusun, belum ada tanggapan resmi dari pihak Hamas mengenai tawaran tersebut.
Namun, sinyal keras dari Trump menunjukkan bahwa tekanan internasional terhadap kelompok tersebut semakin besar, dan peluang penyelesaian konflik kini berada di tangan mereka. []
Nur Quratul Nabila A