KAPUAS HULU – Kekayaan budaya serta flora dan fauna hutan membuat Desa Sungai Utik di Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) pantas jadi tujuan pelancong baik dari dalam maupun luar negeri.
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat menetapkan Desa Sungai Utik menjadi objek wisata baru yang patut dikunjungi. Daya tariknya, luar biasa.
“Dipilihnya Desa Sungai Utik karena memiliki potensi wisata dari sisi kearifan lokal, keberadaan situs betang, serta didukung objek wisata alam,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Disbudpar Kapuas Hulu Darmawan M Si di Putussibau, belum lama ini.
Untuk menjajaki potensi wisata terbaru di Sungai Utik, lanjut Darmawan, Disbudpar berkerjasama dengan Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Kapuas Hulu. Bahkan saat ini sudah terjalin hubungan dengan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
“Jadi ada mahasiswa UGM datang lagi untuk tahun ini. Mereka menentukan Sungai Utik untuk jadi lokasi utama KKN (Kuliah Kerja Nyata). Disana ada beberapa poin utama yang dijajaki mereka, terkait destinasi wisata baru,” terangnya.
Menurut Darmawan, di sektor pariwisata, Sungai Utik sudah mempunyai modal sosial yang cukup baik. Pasalnya masyarakat disana pro-aktif dengan pemerintah, pendatang baru, termasuk mahasiswa yang KKN disana. “Ini poin utama untuk bisa mempercepat pengembangan desa menjadi objek wisata,” kata dia.
Dari sisi objek wisatanya, lanjut Darmawan, Sungai Utik memiliki rumah betang yang secara arsitektur masih asli. Betang tersebut adalah salah satu situs sejarah, hampir sama dengan Betang Sungai Uluk Palin yang sudah terbakar.
Demikian juga dengan adat dan budaya, masyarakat Sungai Utik yang masih terpelihara utuh dan mereka juga berkomitmen menjaga kelestarian hutan lindung. Sehingga, potensi keasrian hutan, flora dan fauna masih bisa dinikmati oleh setiap pengunjung, bahkan bisa juga untuk objek penelitan.
“Di Sungai Utik, wild-life (flora dan fauna) masih eksis, bahkan ada juga potensi air terjun dan sungai riam,” tambah Darmawan, Jarak tempuh Sungai Utik juga tidak terlalu jauh, baik dari perbatasan atau kota Putussibau.
Di satu lokasi itu pengunjung bisa mendapatkan beberapa sisi kepariwisataan, mulai dari kearifan lokal dan kekayaan alam yang tidak kalah bagusnya,” tutur alumni salah satu universitas kepariwisataan di Australia ini.
Darmawan berharap supaya masyarakat di Sungai Utik terus membuka diri terhadap wisatawan serta mempertahankan seluruh potensi wisata yang ada di daerah itu. Sehingga saat ada hubungan kepariwisataan antar perbatasan Kapuas Hulu dan Sarawak, Sungai Utik bisa menjadi salah satu objek wisata unggulan. “Harapan kita Sungai Utik bisa jadi salah satu objek wisata unggulan Kapuas Hulu,” ungkap Darmawan. [] ANT