111 Warga Gaza Gugur dalam Serangan Israel, Dokter RS Indonesia Turut Menjadi Korban

GAZA — Serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza kembali memakan korban jiwa dalam jumlah besar.
Pada Rabu (2/7/2025), sedikitnya 111 orang dilaporkan tewas, termasuk warga sipil yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan dan tenaga medis yang berjuang menyelamatkan nyawa warga Palestina.
Pejabat lokal Gaza melaporkan bahwa setidaknya 29 orang di antara korban hari ini merupakan warga sipil yang ditembak pasukan Israel saat mereka sedang menanti distribusi bantuan makanan dan obat-obatan di sejumlah lokasi.
“Hari ini, sedikitnya 29 orang yang tewas di tangan Israel ditembak oleh pasukan Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan di beberapa lokasi,” kata seorang pejabat di Gaza, seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis (3/7/2025).
Serangan brutal ini terjadi hanya berselang sehari setelah 109 orang tewas pada Rabu (2/7/2025), menunjukkan intensitas kekerasan yang terus meningkat dan menimbulkan keprihatinan global atas situasi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Salah satu insiden paling memilukan terjadi di kawasan al-Mawasi, sebelah barat Khan Younis. Serangan udara Israel menghantam sebuah tenda pengungsian yang menampung puluhan orang terlantar.
Jumlah korban belum dapat dipastikan karena proses evakuasi terkendala reruntuhan dan situasi keamanan yang genting.
Di antara korban terbaru terdapat nama yang sangat dikenal di kalangan medis dan kemanusiaan, yakni dr. Marwan al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Ia tewas bersama keluarganya setelah kediamannya di kawasan Tal al-Hawa, sebelah barat daya Kota Gaza, dihantam serangan udara Israel pada Rabu (2/7/2025).
“Dengan penuh duka yang mendalam, saya sampaikan berita yang memilukan tentang gugurnya dr. Marwan Sultan dan keluarganya, setelah terjadi serangan langsung di rumah mereka,” ujar relawan lokal MER-C, seperti dikutip dari akun Instagram resmi MER-C Indonesia.
Dr. Marwan al-Sultan dikenal luas sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat Gaza, terutama selama masa krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.
Di tengah keterbatasan, ia tetap menjalankan tugas medis di Rumah Sakit Indonesia yang dibangun atas kerja sama masyarakat Indonesia dan rakyat Palestina.
Kepergiannya meninggalkan dampak emosional yang dalam bagi para kolega, pasien, serta masyarakat Gaza secara luas.
Kehilangan figur utama dalam pelayanan kesehatan publik ini semakin memperburuk kondisi pelayanan medis di wilayah yang telah lama diblokade.
Di saat yang sama, berbagai organisasi hak asasi manusia dan lembaga kemanusiaan mengecam keras tindakan Israel yang menargetkan warga sipil dan fasilitas kesehatan.
Seruan internasional agar konflik segera dihentikan dan pelaku kekerasan diproses secara hukum kembali bergema. []
Nur Quratul Nabila A