
ADVERTORIAL – Olahraga dansa atau dance sport terus menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan Timur. Di bawah pembinaan Ikatan Olahraga Dansa Indonesia (IODI), cabang olahraga ini makin mendapat tempat di hati masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda yang mulai aktif menekuninya.
Sebagai bentuk nyata dari peningkatan kualitas dan jangkauan olahraga tersebut, IODI dijadwalkan akan menyelenggarakan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Dance Sport pada Agustus 2025 mendatang di Jakarta. Ajang tersebut diharapkan dapat menjadi wadah unjuk kemampuan para atlet sekaligus menjaring potensi baru dari berbagai daerah.
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur menyatakan dukungan terhadap perkembangan olahraga dansa yang kini mulai menonjol. Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Sugiarta, menyampaikan keyakinannya bahwa IODI tengah berada pada jalur yang tepat dalam membangun ekosistem olahraga dance sport di daerah.
“IODI ini, kalau saya lihat, semakin menonjol dan menunjukkan perkembangan yang positif. Dalam waktu dekat juga akan ada Kejurnas di Jakarta, sehingga seleksi tingkat provinsi saat ini sedang kami laksanakan sebagai bagian dari persiapan,” ujar Bagus saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (03/07/2025).
Seleksi yang dimaksud akan mencakup dua kelompok usia utama, yaitu kategori junior dan senior. Atlet-atlet yang lolos seleksi ini akan dipersiapkan sebagai wakil Kalimantan Timur dalam Kejurnas mendatang. Bagi Dispora, kegiatan ini tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian prestasi, tetapi juga sebagai cara membangun kepercayaan diri serta menanamkan rasa cinta terhadap olahraga di kalangan generasi muda.
“Seleksi ini terbuka untuk dua kategori, junior dan senior. Mereka yang lolos akan mewakili Kalimantan Timur ke tingkat nasional. Ini bukan hanya soal prestasi, tapi juga membangun rasa percaya diri dan kecintaan anak-anak muda terhadap olahraga,” jelasnya.
Lebih jauh, Bagus menegaskan bahwa dance sport merupakan cabang olahraga yang terbuka untuk siapa saja. Tidak ada batasan usia yang ketat karena peserta akan dibagi berdasarkan kelompok umur. Dengan begitu, partisipasi menjadi lebih inklusif dan kompetisi berjalan secara adil.
“Dance sport ini fleksibel, tidak ada batasan usia yang terlalu kaku. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bisa ikut serta. Kompetisinya dibagi berdasarkan kelas usia agar semua bisa berpartisipasi dengan adil,” tambahnya.
Dispora Kaltim juga menyoroti pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah dan organisasi keolahragaan dalam menghidupkan olahraga dansa secara berkelanjutan. Sosialisasi kepada masyarakat serta pembinaan yang rutin dinilai menjadi kunci agar olahraga ini tidak hanya populer saat menjelang kejuaraan.
“Pemerintah melalui Dispora siap mendukung penuh IODI dan organisasi lainnya. Kami ingin olahraga ini tidak hanya tumbuh saat ada event besar saja, tapi juga hidup di tengah masyarakat melalui sosialisasi dan pembinaan rutin,” ungkap Bagus.
Ia pun mendorong agar pengurus olahraga di tingkat kabupaten dan kota tidak hanya bergantung pada kegiatan berskala besar. Menurutnya, kejuaraan tingkat lokal memiliki peran penting dalam membentuk mental tanding dan menumbuhkan minat masyarakat.
“Jangan hanya menunggu event provinsi atau nasional. Pengurus kota dan komunitas harus proaktif membuat kegiatan sendiri, walau skala kecil. Itu sangat penting agar adik-adik kita punya ruang untuk belajar, berkembang, dan menyalurkan bakatnya,” ujarnya.
Dengan dukungan yang konsisten dari berbagai pihak, Dispora Kalimantan Timur berharap olahraga dansa dapat berkembang secara merata dan melahirkan atlet-atlet berbakat yang dapat membawa nama daerah ke level nasional hingga internasional.[]
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum