Disdikbud Kukar Latih Guru PJOK Kuasai Teknologi Pembelajaran

ADVERTORIAL – Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) kini tidak lagi hanya menjadi pengajar aktivitas fisik, tetapi juga dituntut menjadi agen inovasi pembelajaran. Dalam rangka memperkuat peran tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara menyelenggarakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PJOK jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berlangsung selama tiga hari, pada 17–19 Juni 2025.

Kegiatan yang digelar di Aula Disdikbud Kukar ini diikuti 170 guru dari berbagai sekolah. Jumlah kehadiran tersebut melampaui target semula, mencerminkan komitmen kuat para pendidik untuk beradaptasi dengan tantangan zaman. MGMP kali ini dirancang sebagai kombinasi antara penyampaian teori dan praktik, guna memperkuat penguasaan teknologi serta metode pengajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan peserta didik masa kini.

Hari pertama difokuskan pada peningkatan literasi digital para guru PJOK. Mereka dibekali keterampilan menggunakan platform pembelajaran seperti Google Classroom, serta strategi mengajar yang lebih interaktif dan menyenangkan. “Kami ingin guru-guru PJOK tidak hanya menguasai materi olahraga, tetapi juga mampu menyampaikan materi dengan pendekatan digital dan menyenangkan,” ujar Muhammad Iswan, Ketua Panitia MGMP PJOK, Rabu (18/06/2025).

Pada hari kedua dan ketiga, peserta terlibat dalam praktik di lapangan, termasuk simulasi pembelajaran PJOK berbasis proyek, pengelolaan kelas di luar ruang, serta penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang adaptif. Melalui simulasi ini, guru dapat menerapkan secara langsung teori yang telah dipelajari dan mengadaptasikannya sesuai kondisi sekolah masing-masing.

“Kami jadi tahu bagaimana cara menyusun RPP digital dan mengelola kelas PJOK dengan cara yang lebih kreatif,” kata salah satu guru dari SMP Negeri 3 Tenggarong, yang turut serta dalam kegiatan tersebut.

MGMP ini juga membuka ruang diskusi antarguru, memfasilitasi pertukaran pengalaman, serta mendorong kolaborasi lintas sekolah. Disdikbud Kukar menilai kegiatan ini sebagai salah satu bentuk penguatan kapasitas guru agar mampu menghadirkan pembelajaran yang relevan, inklusif, dan berbasis kebutuhan siswa di abad ke-21.[]

Penulis: Suryono | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *