Ratusan Warga Masih Mengungsi Pascagempa di Seram Bagian Barat, Maluku

SERAM BAGIAN BARAT — Tiga hari pascagempa bermagnitudo 4,9 yang mengguncang wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku, sebanyak 314 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Amalatu masih mengungsi di sejumlah titik.

Warga belum berani kembali ke rumah karena masih merasakan gempa susulan dan khawatir terhadap kondisi bangunan yang sudah retak.

Gempa terjadi pada Jumat malam (4 Juli 2025) dan mengguncang kawasan Pulau Seram, memaksa ratusan warga di Desa Latu dan Tomalehu mengungsi ke kawasan dataran tinggi dan pegunungan.

“Kami masih di lokasi pengungsian, belum bisa kembali ke rumah karena gempa susulan terus terjadi,” kata Ahmad Patty, warga Desa Latu, saat dihubungi, Senin (7/7/2025).

Ia mengaku selama berada di lokasi pengungsian, warga terpaksa tidur beralaskan terpal tanpa selimut dan tanpa penerangan.

“Kondisinya gelap total saat malam. Kami berharap pemerintah bisa segera bantu selimut dan penerangan di dalam tenda,” tambah Ahmad.

Camat Amalatu, Rafly Alydrus, membenarkan bahwa warga masih bertahan di lokasi pengungsian. Menurutnya, hingga Senin pagi terdapat 264 KK dari Desa Latu dan 50 KK dari Desa Tomalehu yang belum kembali ke rumah.

“Banyak warga mendirikan tenda darurat di pegunungan karena takut gempa susulan. Tadi malam juga terjadi gempa yang terasa cukup kuat,” ujarnya.

Pemerintah Kecamatan Amalatu telah menyampaikan kebutuhan mendesak warga, termasuk genset untuk penerangan, kepada Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat.

Namun, sejauh ini, genset hanya tersedia di sekitar Puskesmas tempat sebagian pengungsi berada. Warga yang mengungsi di lokasi lebih terpencil belum mendapat akses penerangan.

Bantuan yang sejauh ini sudah diterima para pengungsi berasal dari beberapa pihak, antara lain:

  • Kodim 1513 Seram Bagian Barat, yang menyalurkan puluhan karton air mineral dan mi instan;

  • Dinas Kesehatan setempat, yang memberikan 450 kelambu dan paket obat-obatan;

  • Kodim, Polres, dan BPBD, yang membangun masing-masing satu tenda besar untuk pengungsi.

Namun, hingga berita ini ditulis, warga masih mengeluhkan minimnya pasokan logistik dan fasilitas dasar lainnya di lokasi pengungsian.

Gempa yang mengguncang wilayah itu sebelumnya menyebabkan dua rumah warga ambruk dan ratusan rumah lainnya mengalami keretakan. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, guncangan tersebut menimbulkan trauma dan kepanikan warga.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa gempa berkedalaman dangkal ini masih berpotensi menimbulkan gempa susulan. Warga diimbau tetap waspada dan menjauhi bangunan retak hingga dinyatakan aman. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *