Pemberdayaan Jadi Prioritas, Dispora Kaltim Bentuk Fondasi Pemuda

ADVERTORIAL – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengambil pendekatan unik dalam membina generasi muda dengan memprioritaskan pembangunan mental dan karakter sebelum melangkah ke pelatihan teknis. Kebijakan ini bertujuan menciptakan pondasi kuat bagi pemuda Kaltim sebelum mereka memasuki dunia kewirausahaan atau pengembangan keterampilan spesifik.
“Sepanjang ini, kegiatan yang kami lakukan bukan dalam bentuk pelatihan yang menuntut hasil konkret setelahnya. Jadi memang bukan untuk melihat seberapa banyak peserta yang kemudian menjadi pengusaha, misalnya,” jelas Hasbar Mara, Analis Muda Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Kaltim, dalam wawancara resmi di ruang kerjanya, Selasa (08/07/2025).
Pernyataan ini menggarisbawahi filosofi Dispora Kaltim yang melihat pembinaan pemuda sebagai proses bertahap. Menurut Hasbar, terdapat perbedaan mendasar antara kegiatan pemberdayaan dan pelatihan. “Kalau pelatihan itu jelas ada output-nya. Misalnya, berapa banyak peserta yang kemudian berhasil menerapkan keterampilan dan membuka usaha. Tapi kalau pemberdayaan, lebih kepada membentuk pola pikir dan memberikan pemahaman dasar,” ungkapnya.
Dispora Kaltim menggunakan analogi menarik untuk menjelaskan strategi ini. “Kalau diibaratkan dalam rentang nilai 1 sampai 10, maka kegiatan pemberdayaan itu ada di angka 1 sampai 5. Sedangkan pengembangan, seperti pelatihan dan program berbasis output, itu ada di level 5 sampai 6,” kata Hasbar. Pendekatan bertahap ini dianggap lebih efektif untuk menciptakan pemuda yang tidak hanya terampil, tetapi juga memiliki mental tangguh.
Sebagai institusi yang berada di garda terdepan pembinaan pemuda, Dispora Kaltim memposisikan diri sebagai fasilitator awal. “Ibaratnya kami ini tahap pengantar. Kami membangun kesadaran dan motivasi dulu. Untuk pengembangan keterampilan dan bisnis, biasanya akan dilanjutkan oleh pihak lain seperti dinas tenaga kerja, koperasi, atau lembaga pelatihan,” terang Hasbar.
Program pemberdayaan yang diselenggarakan mencakup berbagai format kegiatan, mulai dari seminar motivasi, diskusi kepemudaan, hingga pelatihan soft skills. “Kami mengundang pemuda dari berbagai latar belakang untuk ikut serta. Tujuannya bukan mencetak pengusaha langsung, tapi menyiapkan mental mereka agar berani melangkah,” ujar Hasbar.
Kebijakan ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Para peserta mengaku merasakan manfaat dari pendekatan yang berfokus pada penguatan karakter ini. “Dulu saya berpikir menjadi pengusaha itu hanya soal modal dan keterampilan. Setelah mengikuti program Dispora, saya sadar bahwa mental dan pola pikir yang benar jauh lebih penting,” tutur Andi, salah satu peserta program dari Samarinda.
Dispora Kaltim berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan program pemberdayaan ini ke seluruh kabupaten/kota di provinsi tersebut. “Jadi harapannya, walaupun kami hanya di tahap awal, pemuda-pemuda ini nantinya bisa berkembang lebih jauh, entah menjadi pengusaha, aktivis, atau pemimpin masa depan. Yang penting mereka punya semangat dan kesiapan mental sejak dini,” tutup Hasbar.
Dengan pendekatan ini, Dispora Kaltim optimistis dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki karakter kuat dan mental tangguh. Hal ini menjadi semakin relevan mengingat posisi strategis Kaltim sebagai calon Ibu Kota Negara yang membutuhkan pemuda-pemuda berkualitas unggul.[]
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum