Teror Anjing Liar Resahkan Warga Kulon Progo, Ternak Jadi Korban Bergelimpangan

KULON PROGO — Warga Padukuhan Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tengah dihantui kekhawatiran akibat serangkaian serangan yang diduga dilakukan oleh kawanan anjing liar.

Dalam beberapa hari terakhir, hewan-hewan ternak milik warga ditemukan mati secara misterius, sebagian dalam kondisi yang mengenaskan.

Fenomena ini pertama kali mencuat pada Sabtu, 6 Juli 2025, ketika sejumlah warga mulai menyadari adanya suara-suara aneh di sekitar kandang ternak mereka. Seorang warga, Alfi, menjadi saksi langsung dan mencurigai suara tersebut berasal dari pergerakan hewan liar.

“Kami keluar cari sumber suara, tidak menemukan apa pun. Kami tunggu di depan rumah, muncul suara kembali, ternyata sumber suara dari beberapa anjing berlarian cepat,” ujar Alfi kepada wartawan, Kamis (10/7/2025).

Kecurigaan itu terbukti keesokan harinya ketika warga menemukan sejumlah hewan ternak mereka telah mati. Dari ayam, entok, itik, hingga kelinci, semuanya menjadi korban. Sebagian bangkai ternak bahkan hanya tersisa bagian kepala atau hilang tak berbekas.

Keesokan harinya ternyata banyak korban, entok, itik, ayam, kelinci mati. Bahkan kadang tinggal tersisa kepala atau hilang, jelasnya.

Situasi makin memburuk pada Rabu dini hari (9 Juli). Ketika melakukan pemeriksaan kandang seperti biasa, Alfi menyaksikan seekor anjing berukuran besar menggondol anak kambing miliknya. Hewan itu menggigit dan membawa lari cempe (anak kambing) sebelum sempat diselamatkan.

“Anjing besar lari membawa cempe (anak) kambingnya digigit, digondol. Kejadiannya cepat, berusaha dikejar, namun tidak terkejar,” ucap Alfi.

Tidak hanya itu, kandang kelinci milik Alfi sempat dibobol. Meski beruntung sebagian kelinci dapat diselamatkan, warga khawatir serangan akan terus berulang.

“Kandang kelinci kami pun sempat dibobol, kelinci sempat lepas, kami cari alhamdulillah selamat,” tutur Alfi.

Sebagai upaya pencegahan, warga setempat telah berinisiatif melakukan ronda malam secara bergantian. Namun, respons anjing liar yang terorganisir dan cepat membuat upaya tersebut sejauh ini belum membuahkan hasil. Bahkan, setelah ronda dilakukan, korban ternak tetap bertambah.

“Keesokan harinya ditemukan entok mati. Cempe (anak kambing) milik kami juga mati ditemukan dengan kondisi lubang di dada dan perut,” katanya menambahkan.

Hingga saat ini, belum ada laporan resmi dari pemerintah daerah atau Dinas Peternakan mengenai langkah yang akan diambil untuk mengatasi situasi ini. Warga berharap ada penanganan konkret dari pihak berwenang agar kerugian tidak semakin meluas.

Fenomena serangan anjing liar bukanlah hal baru di wilayah pedesaan yang berbatasan langsung dengan hutan atau lahan kosong. Namun, pola serangan yang terkoordinasi dan terjadi berulang kali dalam waktu singkat menjadi perhatian tersendiri, terlebih dengan jumlah korban ternak yang cukup signifikan.

Kasus ini juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi penyebaran rabies, meskipun belum ada laporan mengenai manusia yang terluka. Pemerintah daerah didesak untuk segera mengidentifikasi populasi anjing liar di sekitar pemukiman, serta melakukan vaksinasi atau penertiban jika diperlukan.

Situasi tersebut juga menyadarkan warga pentingnya sistem pengamanan kandang yang lebih kuat dan pencahayaan lingkungan saat malam hari untuk meminimalisasi risiko serangan satwa liar. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *