Grand Final Teruna Dara Kukar, Simbol Cinta Budaya Urang Kutai

ADVERTORIAL – Gelaran Grand Final Teruna Dara Kutai Kartanegara (Kukar) 2025 tidak hanya menampilkan kompetisi kecakapan dan penampilan para finalis, tetapi juga menyajikan perhelatan seni yang menyuarakan karakter generasi muda dan semangat budaya Urang Kutai. Bertempat di Lapangan Futsal Gedung Beladiri Kompleks Stadion Aji Imbut, Tenggarong Seberang, Sabtu malam (05/07/2025), acara puncak ini mengusung tema Heart of Kutai, Hope for Nusantara dengan tagline Langkah Bersama, Tumbuh Berkarya, Cipta Bermakna.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, menegaskan bahwa ajang ini memiliki makna lebih dari sekadar kontes kecantikan dan ketampanan. “Teruna Dara bukan hanya soal penampilan atau kecakapan komunikasi. Ini tentang karakter, tanggung jawab, dan cinta terhadap tanah Kutai. Kita membangun duta yang mampu membawa nama Kukar hingga tingkat nasional bahkan internasional,” ujarnya saat menyampaikan laporan kegiatan.

Nuansa budaya terasa kuat sejak awal acara, yang dibuka dengan pertunjukan koreografi kolosal bertajuk Kisah Kasih Teruna Dara Dalam Harmoni Gerak Jepen. Tarian tersebut menggambarkan cinta, kesetiaan, dan semangat yang diwariskan dalam 18 tahun perjalanan ajang Teruna Dara sebagai penjaga nilai budaya daerah.

“Kita ingin menyampaikan bahwa cinta terhadap budaya bisa diekspresikan dalam bentuk yang indah dan menyentuh. Tarian ini bukan hanya hiburan, tetapi narasi tentang ketulusan pengabdian kepada tanah leluhur,” tutur Arianto.

Malam final ini juga menjadi momen penting bagi 10 pasangan finalis yang telah melalui rangkaian seleksi ketat, mulai dari technical meeting, karantina, hingga sesi depth interview. Dari hasil penilaian dewan juri, terpilih lima finalis Teruna dan enam finalis Dara terbaik.

Finalis Teruna yang terpilih, yakni Niki Rahmat Gemilang (Tenggarong), M. Hendy Zulfanur (Muara Kaman), Abuzar Al Ghifarry (Anggana), M. Finno Bimantara (Tenggarong), dan Al Nur Rosandi (Loa Janan). Sementara finalis Dara terbaik terdiri atas Mitylene Indrica Franklin (Loa Janan), Audy Putri Syahwa (Tenggarong), Raina Afriana (Tenggarong), Gabryta Immanuela (Tabang), Shinta Yunita (Tenggarong), dan Ummu Habibah (Tenggarong). Para finalis menjalani ujian terakhir berupa sesi tanya jawab bersama dewan juri. Dalam waktu 60 detik, mereka harus menjawab pertanyaan acak yang menguji ketajaman berpikir, spontanitas, dan kemampuan berkomunikasi.

Arianto memandang sesi ini sebagai penentu penting dalam menunjukkan kualitas sesungguhnya dari calon duta budaya. “Yang kita harapkan dari mereka bukan hanya kecerdasan, tapi ketulusan dalam membawa nilai-nilai Kukar. Mereka semua telah melewati proses yang panjang dan menantang. Siapa pun yang menang, mereka adalah putra-putri terbaik yang akan menjadi wajah dan suara Kukar di masa depan,” tandasnya.

Ajang ini menegaskan bahwa pelestarian budaya dan pembangunan karakter pemuda bisa berjalan seiring. Panggung Teruna Dara tak hanya menyulut semangat kompetisi, tetapi menjadi ruang ekspresi dan dedikasi untuk tanah Kutai yang tercinta.[]

Penulis: Suryono | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *