Rekaman Bocor, Trump Ancam Xi Jinping dan Putin

WASHINGTON — Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku pernah mengancam akan mengebom Beijing jika Presiden China, Xi Jinping, memutuskan menyerang Taiwan.
Pengakuan mengejutkan ini terekam dalam audio acara penggalangan dana tertutup pada 2024 yang kini bocor ke publik, seperti dilansir CNN, Selasa (8/7/2025).
“Saya bilang, kalau China masuk ke Taiwan, saya akan mengebom habis Beijing,” ucap Trump dalam rekaman tersebut.
“Saya bilang, saya tidak punya pilihan, saya harus mengebom kamu,” imbuhnya, menggambarkan percakapan yang diklaimnya dilakukan dengan Xi Jinping.
Dalam rekaman yang sama, Trump juga menyebut dirinya pernah mengancam Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan pernyataan serupa. Ia mengaku akan mengebom Moskwa jika Rusia menyerang Ukraina.
Menurut Trump, meski kedua pemimpin hanya mempercayai ancaman itu “sekitar 10 persen”, angka tersebut dianggapnya cukup untuk mencegah konflik.
“Kalau saya masih jadi Presiden, tidak akan ada perang di Ukraina, dan tidak akan ada yang terjadi di Gaza,” klaim Trump dalam pertemuan yang disebut sebagai bagian dari kampanye Pilpres 2024.
Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington DC, Liu Pengyu, ketika diminta tanggapannya, mengatakan “tidak mengetahui situasinya.”
Namun, laporan Newsweek menyebutkan bahwa pemerintah China diduga menyensor pernyataan Trump mengenai ancaman terhadap Beijing.
Beberapa media yang berafiliasi dengan pemerintah China seperti Beijing News dan Guancha memang menayangkan potongan rekaman tersebut, namun bagian yang menyebut China secara eksplisit dipotong dari tayangan.
Dari pihak Rusia, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, membantah adanya percakapan semacam itu antara Putin dan Trump.
“Yang dibicarakan—sejauh saya pahami—adalah periode ketika Trump belum menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat,” kata Peskov.
Sejumlah pihak di Amerika Serikat meragukan kebenaran cerita Trump. Mantan Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, menilai pernyataan Trump perlu disikapi dengan skeptis.
“Apa yang diucapkan di depan para donatur kampanye tidak bisa langsung dipercaya, apalagi pernyataan sebesar ini,” ujarnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi mengenai ancaman Trump terhadap China dan Rusia. []
Nur Quratul Nabila A