Dedi Mulyadi Klarifikasi Isu Kedekatan dengan Oligarki: “Saya Terbuka dan Transparan”

BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan klarifikasi atas tudingan yang menyebut dirinya memiliki kedekatan dengan kalangan oligarki.
Pernyataan ini disampaikan menyusul beredarnya foto-foto dan informasi yang mengaitkannya dengan sejumlah pengusaha nasional, termasuk aktivitas Yayasan Buddha Suci dan Yayasan Artha Graha di wilayah Jawa Barat.
“Ada stigma yang diarahkan bahwa saya dibiayai dan disponsori oleh oligarki. Hal itu dihubungkan dengan adanya foto kegiatan Pak Aguan CS di Gedung Sate dan di Kota Bandung,” ujar Dedi melalui pernyataan resmi di media sosial, yang dikonfirmasi ulang oleh Kompas.com, Kamis (10/7/2025).
Dedi menjelaskan bahwa kegiatan Yayasan Buddha Suci di Gedung Sate adalah bagian dari agenda resmi yang turut dihadiri Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait.
Kegiatan itu ditujukan untuk mendukung pembangunan 500 rumah layak huni bagi warga Bandung.
“Kami menerima secara resmi bersama Wali Kota Bandung, Ketua DPRD Jabar, dan Sekda. Jadi ini program sosial yang jelas dan terbuka,” kata dia.
Terkait dengan Yayasan Artha Graha yang dikaitkan dengan pengusaha Tomy Winata, Dedi menyebut adanya kerja sama pembangunan di kawasan tertinggal Jawa Barat, seperti Sukabumi, Cianjur, dan Garut.
“Komitmen kami dengan Pak Tomy Winata adalah membangun batching plant, menjaga Gunung Wayang dari kerusakan, serta menghidupkan kembali perkebunan teh dan karet agar bisa dikelola rakyat,” jelasnya.
Dedi menegaskan bahwa sebagai kepala daerah, ia terbuka untuk bekerja sama dengan dunia usaha selama sesuai aturan dan memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
“Tidak mungkin pemerintah tidak berhubungan dengan dunia usaha. Yang penting, semua dilakukan secara legal, terbuka, dan untuk kebaikan rakyat,” tegasnya.
Ia juga menyindir pihak-pihak yang kerap menyuarakan anti-oligarki, namun diam-diam tetap menjalin hubungan dengan kalangan pengusaha demi kepentingan politik.
“Lebih baik jadi pemimpin yang berhubungan dengan pengusaha secara terbuka — di-YouTube-kan, di-TikTok-kan, di-Instagram-kan — daripada mengaku anti-oligarki tapi timnya minta dana kampanye dan naik jet pribadi milik mereka,” sindirnya.
Menutup pernyataannya, Dedi menyerukan pentingnya hubungan sehat antara pemerintah, pengusaha, dan rakyat.
“Yang tidak boleh adalah kongkalikong yang merugikan rakyat,” pungkasnya. []
Nur Quratul Nabila A