Warga Matang Danau Minta Pembangunan Pengaman Pantai Dilanjutkan

SAMBAS — Masyarakat Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, kembali menyuarakan aspirasi agar pemerintah segera melanjutkan pembangunan pengaman pantai di wilayah pesisir mereka.

Hingga saat ini, sekitar 400 hingga 450 meter garis pantai masih belum tertangani dan belum tercakup dalam perencanaan pembangunan tahun berjalan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Staf Khusus Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Herzaky Mahendra Putra, saat melakukan peninjauan lapangan di Matang Danau, Kamis (10/7/2025).

Menurutnya, wilayah ini sangat strategis karena berada di ujung Kalimantan Barat dan berbatasan langsung dengan negara lain.

“Ini bukan semata-mata soal infrastruktur, tetapi juga soal keselamatan warga. Menko Infrastruktur Bapak AHY sering menyampaikan bahwa manfaat pembangunan infrastruktur harus dirasakan oleh semua. Sesuai dengan arahan Presiden Prabowo, pembangunan wilayah perbatasan harus menjadi prioritas. Dan sesuai dengan Asta Cita, pembangunan harus dimulai dari desa,” ujar Herzaky.

Herzaky juga menyatakan telah berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dody Hanggodo, yang menyatakan komitmen penuh untuk mendukung pengembangan infrastruktur yang turut menunjang program swasembada pangan nasional.

Berdasarkan data Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I, sepanjang 2023 telah dibangun pengaman pantai sepanjang 275 meter di Matang Danau. Sebelumnya, segmen awal dibangun pada 2021. Namun, mayoritas garis pantai di kawasan tersebut masih dinilai sangat rawan terhadap abrasi.

Kepala Satker BWS Kalimantan I, Rusly Effendi Hartono, menjelaskan bahwa pembangunan pengaman pantai di Kabupaten Sambas telah dilakukan bertahap sejak 2020, mencakup wilayah Matang Danau, Kalimantan, dan Tangaran dengan total panjang mendekati 5 kilometer.

“Struktur yang kami bangun berukuran besar, 80x80x80 sentimeter dengan berat satu ton per unit. Proses pembangunan dilakukan langsung di lokasi (onsite), sehingga turut menyerap tenaga kerja lokal,” papar Rusly.

Menurutnya, pembangunan pengaman pantai telah menyelamatkan sejumlah lahan pertanian, dan kawasan tersebut mulai menarik minat sebagai destinasi wisata pesisir.

Kepala Desa Matang Danau, Halipi, menyampaikan bahwa jika pembangunan pengaman pantai tidak dilanjutkan dalam waktu dekat, terdapat risiko besar jalan poros serta rumah-rumah warga terputus dan hanyut ke laut akibat abrasi.

“Kalau pembangunan dilanjutkan, bukan hanya sawah yang aman, tetapi kawasan ini bisa berkembang menjadi objek wisata yang menarik. Kami berharap kehadiran Bapak Staf Khusus dapat mengakomodasi harapan masyarakat Matang Danau,” kata Halipi.

Ia menambahkan, pembangunan pengaman pantai tidak hanya bermanfaat dalam mengurangi kerusakan lingkungan, tetapi juga menumbuhkan ekonomi kreatif dan UMKM lokal.

Camat Paloh, Budi Susanto, turut menegaskan urgensi proyek ini. Menurutnya, pembangunan pengaman pantai menyentuh tiga aspek strategis sekaligus, yaitu perlindungan lingkungan, dukungan terhadap sektor pariwisata, dan penguatan ekonomi masyarakat.

“Ini harus menjadi prioritas bersama, bukan hanya di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat nasional,” tegasnya.

Peninjauan lapangan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Seksi Pelaksanaan BWS Kalimantan I Adib, Anggota DPRD Provinsi Kalbar M. Isa, Anggota DPRD Kabupaten Sambas Sur’in, serta sejumlah tokoh masyarakat dan unsur forkopimcam setempat. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *