Bukit Biru Jadi Primadona Baru Trekking di Kukar

ADVERTORIAL — Upaya kolaboratif antara masyarakat dan pemerintah dalam membangun pariwisata berkelanjutan kian terlihat nyata di Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu. Dengan potensi alam yang memukau, seperti Puncak Bukit Biru dan Embung, desa ini mulai dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alternatif di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Pemandangan dari Puncak Bukit Biru menjadi magnet utama bagi para pengunjung. Jalur pendakian yang masih alami menawarkan nuansa petualangan, sementara panorama hutan Kalimantan dari puncaknya memberikan pengalaman visual yang menenangkan. “Bukit Biru memberikan pengalaman mendaki dengan lanskap yang luar biasa. Dari atas bukit, wisatawan bisa melihat hamparan hutan Kalimantan yang masih sangat alami,” ucap Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dewi Arum, Dedi, di Loa Kulu, Selasa (10/06/2025).
Sementara itu, Embung—danau buatan yang awalnya dibangun untuk fungsi irigasi dan konservasi air—kini juga difungsikan sebagai tempat rekreasi keluarga dan edukasi lingkungan. Keberadaan spot foto, area piknik, serta ketenangan suasana alam menjadikan lokasi ini sangat diminati oleh pengunjung lokal.
Letak Desa Sumber Sari yang hanya berjarak 15 kilometer dari Kota Tenggarong, dengan akses jalan yang sudah layak, turut mendukung pertumbuhan jumlah wisatawan. “Fasilitas dasar seperti lahan parkir, camping ground, toilet umum, hingga warung makanan sudah mulai dikembangkan warga,” jelas Dedi.
Peningkatan infrastruktur pariwisata yang dikelola secara mandiri oleh warga tak hanya memberi kenyamanan bagi pengunjung, tetapi juga membuka peluang penghasilan tambahan bagi masyarakat setempat. Dalam hal ini, kolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara (Dispar Kukar) menjadi strategi utama penguatan destinasi desa wisata.
Dedi menyebutkan bahwa pihaknya juga telah menyelenggarakan pelatihan bagi pemandu lokal agar mampu memberikan informasi mendalam mengenai nilai ekologis dan budaya yang melekat pada tiap lokasi wisata. Pendekatan ini tidak hanya memberi nilai tambah pada pengalaman wisatawan, tetapi juga mendorong kesadaran kolektif tentang pentingnya konservasi lingkungan.
“Kami tidak ingin pariwisata berkembang tapi meninggalkan sampah dan kerusakan alam. Maka dari itu, kami ajak masyarakat untuk sama-sama menjaga,” tutupnya.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dispar Kukar, Ridha Patrianta, mengungkapkan optimismenya terhadap perkembangan Sumber Sari sebagai desa wisata yang berbasis kearifan lokal. “Kami melihat potensi besar di desa ini. Keunikan lanskapnya, semangat komunitas, dan keseriusan mereka menjaga kelestarian lingkungan menjadi kombinasi ideal untuk pengembangan wisata berkelanjutan,” ucap Ridha.
Dispar Kukar menyatakan komitmennya untuk terus mendukung pengembangan destinasi tersebut, melalui pembangunan sarana pendukung dan perluasan promosi digital agar wisata Sumber Sari menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk wisatawan dari luar daerah.
Desa Sumber Sari kini menjelma menjadi contoh nyata bahwa pariwisata tidak hanya soal keindahan alam, melainkan juga tentang keterlibatan aktif masyarakat dan tanggung jawab terhadap lingkungan.[]
Penulis: Suryono | Penyunting: Aulia Setyaningrum