
ADVERTORIAL — Komitmen pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam mempermudah akses wisatawan ke berbagai destinasi unggulan terus diperkuat. Salah satu langkah konkret yang dilakukan Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Dispar Kukar) adalah meluncurkan Travel Map of Tenggarong and Surroundings yang dirancang sebagai panduan wisata modern dan informatif.
Peta wisata tersebut tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu navigasi, tetapi juga sebagai sarana promosi destinasi pariwisata unggulan yang berada di pusat Kota Tenggarong dan kawasan sekitarnya. Kehadiran travel map ini diharapkan mampu menambah kenyamanan sekaligus memperkaya pengalaman para pelancong selama menjelajah daerah ini.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pemasaran Dispar Kukar, Awang Ahmad Ivan, menjelaskan bahwa peta ini merupakan bagian dari strategi promosi yang mengedepankan visualisasi, kemudahan akses, serta pendekatan tematik.
“Travel Map ini dirancang tidak hanya sebagai panduan praktis, tapi juga sebagai alat promosi visual yang efektif. Dengan desain menarik, informatif, dan mudah dibaca, wisatawan akan lebih tertarik mengeksplorasi seluruh potensi wisata yang kami tawarkan,” ujar Ivan di Tenggarong, Kamis (12/06/2025).
Sebanyak 14 titik destinasi telah dikurasi untuk masuk ke dalam peta tersebut, termasuk ikon kota seperti Taman Kota Raja, Jam Bentong, hingga destinasi populer seperti Pulau Kumala, Creative Park, Taman Pintar, dan Museum Mulawarman. Destinasi alam seperti Waduk Panji Sukarame, Air Terjun Perjiwa, serta Wisata Alam Kembang Jaong turut melengkapi keragaman pilihan wisata yang ada.
“Kami ingin peta ini menjadi alat pendorong wisata tematik. Wisatawan bisa memilih fokus kunjungan mereka, apakah ingin wisata sejarah, edukasi, alam, atau rekreasi keluarga. Semua opsi tersedia dalam satu peta,” tambah Ivan.
Travel map ini tersedia dalam dua format, yakni versi cetak yang dapat ditemukan di titik-titik strategis seperti hotel, restoran, dan pusat informasi wisata, serta versi digital yang dapat diakses melalui perangkat seluler. Versi digitalnya dirancang untuk menjangkau wisatawan muda yang lebih akrab dengan teknologi.
“Format digital ini memungkinkan promosi lebih luas, termasuk diunggah ke media sosial, situs resmi pemerintah, dan aplikasi travel,” katanya.
Dispar Kukar melibatkan berbagai pihak dalam penyusunan peta ini, mulai dari komunitas lokal, seniman grafis, hingga pengelola destinasi. Setiap titik dalam peta disajikan secara detail dengan visualisasi khas yang mencerminkan identitas lokal.
“Misalnya, ikon Jam Bentong dan Museum Mulawarman ditampilkan dengan elemen arsitektur khasnya, agar wisatawan bisa langsung mengenali dari gambar. Ini penting untuk menarik perhatian visual pertama kali,” jelas Ivan.
Dengan kehadiran peta wisata ini, Dispar Kukar berharap wisatawan terdorong untuk mengeksplorasi lebih dari satu lokasi dalam sekali kunjungan. Langkah ini juga diyakini dapat mendistribusikan manfaat ekonomi secara merata ke berbagai pelaku usaha dan masyarakat di sekitar destinasi.
“Kami ingin setiap wisatawan yang datang, membawa pulang pengalaman lengkap. Peta ini adalah pintu pembuka untuk pengalaman itu,” tutupnya.[]
Penulis: Suryono | Penyunting: Aulia Setyaningrum