Bangkai KMP Tunu Pratama Ditemukan di Kedalaman 49 Meter Selat Bali

BANYUWANGI – Bangkai kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali akhirnya ditemukan setelah melalui tiga kali upaya pemindaian bawah laut. Temuan ini diumumkan oleh Komando Armada II TNI Angkatan Laut yang menggunakan kapal survei KRI Spica.
Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II, Laksamana Pertama TNI Endra Hartono, menyampaikan bahwa bangkai kapal ditemukan dalam posisi terbalik pada kedalaman 49 meter, berjarak sekitar 3,9 kilometer dari lokasi awal kecelakaan.
“Kami melakukan beberapa kali pemindaian bawah air di titik yang diduga menjadi lokasi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Pada percobaan ketiga, kamera bawah laut menangkap tulisan ‘KM Tunu Pratama Jaya’ dalam posisi terbalik,” ujar Endra, Minggu (13/7/2025).
Pemindaian dilakukan menggunakan kamera bawah air dan sonar dari berbagai sudut titik referensi 8. Setelah memastikan citra visual dari beberapa sisi, TNI AL melanjutkan pengambilan gambar untuk verifikasi akhir dan kini meyakini bahwa objek tersebut adalah bangkai kapal yang dicari.
Setelah memastikan lokasi bangkai kapal, TNI AL akan melakukan perambuan atau penandaan di titik referensi tersebut untuk menjamin keamanan pelayaran di Selat Bali.
“Langkah ini penting agar navigasi pelayaran tetap aman, mengingat Selat Bali merupakan jalur transportasi laut yang padat,” tambah Laksma Endra.
Selain itu, sampel dari bawah laut telah diambil dan akan dianalisis bersama oleh tim gabungan untuk menentukan tahapan kerja berikutnya dalam proses evakuasi dan investigasi kecelakaan.
KMP Tunu Pratama Jaya sebelumnya tenggelam saat melayani penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Berdasarkan manifes, kapal mengangkut 65 orang, terdiri dari 53 penumpang, 12 kru, serta 22 unit kendaraan.
Hingga Sabtu (12/7/2025), sebanyak 15 dari 17 jenazah korban telah berhasil diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur. Dua jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi melalui pencocokan data medis dan properti antemortem dari pihak keluarga.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, menyatakan bahwa proses identifikasi dilakukan secara teliti guna memastikan keakuratan data dan penghormatan kepada para korban.
“Kami berkomitmen menyelesaikan proses ini sebaik mungkin, demi memberikan kepastian dan penghormatan bagi korban maupun keluarga yang ditinggalkan,” ujar Kombes Pol Rama.
Penemuan bangkai kapal ini diharapkan menjadi titik terang bagi proses evakuasi lanjutan, penyelidikan penyebab tenggelamnya kapal, serta pemulihan emosi bagi keluarga korban yang masih menanti kepastian. []
Nur Quratul Nabila A