Viral Jamaah Serba Putih di Lawu, Disparpora Minta Klarifikasi

KARANGANYAR — Sebuah aktivitas ritual di puncak Gunung Lawu mendadak menjadi sorotan publik setelah videonya viral di media sosial.

Dalam rekaman tersebut, tampak puluhan orang berpakaian serba putih mengitari tugu Hargo Dumilah, titik tertinggi di Gunung Lawu. Aktivitas yang berlangsung selama beberapa jam itu sempat membuat sejumlah pendaki menunda aktivitas mereka di puncak.

Danang Pratama (17), salah satu pendaki yang menyaksikan langsung kejadian tersebut, mengatakan bahwa kegiatan ritual itu berlangsung pada Jumat, 11 Juli 2025, sekitar pukul 09.30 hingga 12.30 WIB.

“Saya baru sampai puncak, terus (orang-orang) yang memakai baju putih sudah siap-siap di puncak. Kita (pendaki) ngalah, dan menunggu agak di bawah,” ujar Danang saat dihubungi, Senin (14/7/2025).

Menurut Danang, jumlah peserta ritual sekitar 50 orang dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Ia mengaku sempat berbincang dengan salah satu peserta yang menyebut kegiatan itu merupakan bagian dari peringatan 15 Suronan, atau malam ke-15 dalam penanggalan Jawa bulan Sura.

Meski sempat terkejut, Danang tidak mempermasalahkan aktivitas tersebut. Bahkan ia sempat mendokumentasikannya dan mengunggah video ke akun TikTok pribadinya.

Menanggapi kejadian itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Karanganyar, Hari Purnomo, mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui secara detail kegiatan tersebut.

Ia mengonfirmasi bahwa rombongan naik ke Puncak Lawu melalui jalur Cemoro Sewu, Magetan, sehari sebelumnya, Kamis 10 Juli 2025.

“Saat di atas, kegiatan yang dilakukan kelompok itu kita kurang memantau. Saya juga kurang tahu (kegiatannya apa),” ujarnya.

Hari menegaskan bahwa kawasan Gunung Lawu adalah jalur pendakian, bukan tempat khusus untuk kegiatan ritual. Ia meminta agar para petugas dan pengelola jalur seperti Cemoro Kandang, Cemoro Sewu, dan Cetho lebih berhati-hati terhadap kelompok yang akan melakukan kegiatan keagamaan atau kepercayaan.

“Kalau mau melakukan ibadah, di tempatnya sendiri, bukan di tempat umum,” tegasnya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *