Wisata Alam dan Budaya Dikembangkan di Danau Kumbara

ADVERTORIAL – Upaya pemerintah Desa Kota Bangun III dalam mengembangkan Danau Kumbara sebagai pusat wisata terus menunjukkan hasil nyata. Berkat kolaborasi erat antara pemerintah desa dan warga sejak 2021, kawasan danau yang dulunya hanya dikenal sebagai lokasi perairan biasa, kini bertransformasi menjadi salah satu destinasi andalan di Kecamatan Kota Bangun Darat.

Kepala Desa Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto, mengungkapkan bahwa pengembangan Danau Kumbara merupakan bagian dari strategi desa untuk membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. “Pembangunan dimulai sejak 2021. Sejak 2023, kami kebut pengerjaan fasilitas seperti jembatan, gazebo, dan lainnya,” ucapnya, Rabu (30/04/2025).

Tak hanya berhenti pada infrastruktur dasar, pembangunan akses jalan sepanjang 800 meter menuju danau pun menjadi prioritas, agar kawasan wisata ini mudah dijangkau. Sebuah aula serbaguna berkapasitas 200 orang juga dibangun untuk mendukung kegiatan komunitas atau acara pribadi, sekaligus menambah variasi daya tarik kawasan.

Pemerintah Desa Kota Bangun III mendapat dukungan langsung dari Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), berupa penyediaan fasilitas glamping serta wahana permainan air seperti bebek fiber. “Alhamdulillah, sekarang sudah jauh lebih baik. Fasilitas yang ada sangat menunjang kenyamanan pengunjung,” ujar Lilik.

Keselamatan pengunjung turut menjadi perhatian. Sebuah kolam renang terpisah, khusus bagi anak-anak, dibangun tidak jauh dari area danau. “Ini alternatif bermain air yang lebih aman tanpa mengurangi daya tarik wisata,” jelasnya.

Seiring peningkatan fasilitas, jumlah wisatawan mengalami lonjakan signifikan. Rata-rata 500 hingga 700 wisatawan mengunjungi Danau Kumbara tiap akhir pekan, dan mencapai 1.200 orang pada masa libur panjang. Tidak sekadar menawarkan pemandangan, Danau Kumbara dikembangkan sebagai wisata berbasis komunitas, di mana warga lokal terlibat langsung sebagai pengelola homestay, pemandu wisata, hingga pedagang makanan khas.

Pendekatan ini terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada 2024, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) mencatat pendapatan Rp380 juta dari retribusi dan sewa fasilitas, naik 65% dibanding tahun sebelumnya. Sebagian pendapatan dialokasikan untuk pelestarian lingkungan dan pemberdayaan UMKM.

“Kami ingin wisatawan tidak hanya menikmati alam, tetapi juga merasakan keramahan masyarakat,” ungkap Lilik. Desa Kota Bangun III pun tengah menyiapkan program edukasi, seperti tur ekosistem danau, pelatihan pengolahan ikan, hingga pengenalan sejarah lokal, guna memperkaya pengalaman wisata.

Dengan dukungan masyarakat, Danau Kumbara telah tumbuh menjadi simbol keberhasilan pengembangan desa mandiri. “Ini bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan alam bisa menciptakan warisan berkelanjutan,” tutup Lilik optimis. []

Penulis: Suryono | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *