Pasca Kericuhan Pesta Rakyat, Akses Pendopo Garut Masih Terbuka

GARUT – Pasca insiden tragis dalam gelaran Pesta Rakyat pernikahan putri Wakil Bupati Garut yang menewaskan tiga orang, gerbang barat Pendopo Kabupaten Garut, Jawa Barat tetap dibuka untuk masyarakat umum.

Kepolisian memastikan bahwa tidak ada pemasangan garis polisi di lokasi tersebut meski proses penyelidikan tengah berlangsung.

“Ya, tidak dipasang ‘police line’, Jumat malam sudah olah TKP,” kata Kepala Seksi Humas Polres Garut, Ipda Susilo Adhi, kepada wartawan, Minggu (20/7/2025).

Meski insiden tersebut menyita perhatian publik karena menyebabkan kericuhan dan jatuhnya korban jiwa, namun aparat kepolisian menilai bahwa pemasangan garis polisi atau penutupan akses menuju Pendopo tidak diperlukan.

Ia menjelaskan bahwa olah tempat kejadian perkara (TKP) telah dilakukan oleh tim dari Kepolisian Daerah Jawa Barat bersama jajaran Polres Garut.

Oleh karena itu, kawasan Pendopo tetap dibuka seperti biasa, khususnya gerbang yang sempat menjadi titik konsentrasi massa saat kejadian berlangsung.

“Masyarakat tetap bisa melewati dan beraktivitas di Pendopo,” lanjutnya.

Meski tidak ditutup, pengawasan tetap dilakukan secara ketat. Titik-titik penting di lokasi kejadian telah diberi penanda khusus sebagai bagian dari dokumentasi forensik penyelidikan.

“Tetap dipantau, dan juga sudah diberi tanda titik-titik mana saja dalam olah TKP itu,” jelas Susilo.

Salah seorang warga Tarogong Kaler, Hakim (28), mengaku sengaja mengunjungi kawasan Pendopo Garut untuk melihat langsung situasi pasca tragedi.

Ia menyebut suasana sudah kembali normal, dengan aktivitas warga tetap berlangsung di sekitar Pendopo, Masjid Agung, dan Alun-Alun Garut.

“Suasananya sudah biasa lagi, cuma sekarang ada beberapa jalan yang diberi tanda mungkin bekas pengecekan lokasi kericuhan,” katanya.

Tragedi terjadi pada Jumat (18/7/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.

Saat itu, ratusan warga memadati gerbang Pendopo untuk menghadiri Pesta Rakyat yang digelar sebagai bagian dari perayaan pernikahan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, dengan Maula Akbar, putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Namun antusiasme warga justru berujung petaka. Massa yang membludak memicu desakan dan kericuhan di pintu masuk gerbang.

Banyak anak-anak dan ibu-ibu terinjak dalam kepanikan saat mencoba memasuki kawasan Pendopo untuk memperoleh hidangan yang dibagikan gratis.

Petugas keamanan dari kepolisian dan instansi terkait segera dikerahkan untuk mengevakuasi warga dari kepungan kerumunan.

Sayangnya, upaya tersebut tidak dapat menyelamatkan tiga korban jiwa: seorang anak, seorang wanita dewasa, dan seorang anggota Polres Garut bernama Bripka Cecep Saipul.

Seluruh rangkaian acara pesta pernikahan pun dihentikan setelah kejadian memilukan tersebut.

Polisi langsung mengamankan lokasi dan melakukan investigasi mendalam atas penyebab dan potensi kelalaian dalam pengaturan teknis acara yang melibatkan massa besar.

Hingga kini, pihak kepolisian masih terus mendalami insiden itu, termasuk kemungkinan adanya pelanggaran prosedur pengamanan acara pejabat publik yang terbuka untuk umum.

Pemeriksaan terhadap sejumlah pihak, termasuk panitia dan pejabat penyelenggara, sedang dalam proses. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *