BEM SI Kerakyatan Tanggapi Mundurnya UGM dan Undip

JAKARTA – Menyusul keputusan sejumlah organisasi mahasiswa seperti BEM Universitas Gadjah Mada (UGM) dan BEM Universitas Diponegoro (Undip) yang menyatakan keluar dari Aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) Kerakyatan, jajaran pengurus aliansi angkat bicara.
Melalui pernyataan resmi, mereka menegaskan bahwa dinamika tersebut merupakan bagian wajar dalam gerakan mahasiswa.
Koordinator Media BEM SI Kerakyatan, Pasha Fazillah Afap, menanggapi perbedaan pandangan dengan sikap terbuka. Ia menilai keputusan beberapa BEM kampus untuk tidak lagi bergabung sebagai bentuk kebebasan dalam menentukan arah perjuangan.
“Kami menghormati keputusan kawan-kawan yang memilih jalan berbeda. Dalam perjuangan mahasiswa, perbedaan pandangan adalah hal yang lumrah,” kata Pasha dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (23/7/2025).
Aliansi BEM SI Kerakyatan tidak memberikan tanggapan langsung terkait alasan mundurnya BEM UGM dan BEM Undip, yang menyoroti kehadiran politikus, aparat kepolisian, pejabat daerah, hingga unsur Badan Intelijen Negara dalam Musyawarah Nasional (Munas) di Universitas Dharma Andalas, Padang, 13–19 Juli lalu.
Meski demikian, Pasha menegaskan bahwa BEM SI Kerakyatan tetap berpegang pada prinsip perjuangan rakyat.
“Kami menjunjung tinggi nilai-nilai perjuangan kerakyatan: meaningful participation, inklusivitas, kesetaraan, dan keberpihakan pada yang tertindas. Nilai ini bukan sekadar jargon, tapi kompas utama dalam setiap sikap dan aksi kami,” jelasnya.
Pasha juga menekankan bahwa gerakan mahasiswa bukan milik individu atau tokoh semata, melainkan milik bersama yang dibangun melalui konsistensi gagasan.
“Gerakan mahasiswa harus tetap bertumpu pada gagasan, bukan pada sorotan kamera. Kami menolak dikotomi dan sekat-sekat semu yang melemahkan barisan perjuangan,” ujar Pasha.
Ia menambahkan, pihaknya akan tetap membuka ruang konsolidasi demi menjaga kekuatan gerakan mahasiswa secara kolektif.
“Kami tidak ingin peristiwa ini dijadikan celah oleh pihak-pihak yang selama ini berupaya memecah belah kekuatan mahasiswa,” katanya, seraya menyerukan semua pihak tetap objektif dan bijak menyikapi dinamika internal ini. []
Nur Quratul Nabila A