Bansos Juni–Juli: Pemerintah Salurkan Beras ke 18 Juta Penerima

JAKARTA – Pemerintah mulai menyalurkan bantuan sosial (bansos) berupa beras sebanyak 10 kilogram per bulan kepada 18,27 juta penerima di seluruh Indonesia untuk periode Juni–Juli 2025. Penyaluran dilakukan secara one shoot atau satu kali salur.

Salah satu titik distribusi bansos berada di Kelurahan Makasar, Jakarta Timur. Bantuan ini disambut antusias oleh masyarakat, terutama di tengah lonjakan harga kebutuhan pokok.

Endang (40), warga Kelurahan Makasar, menjadi salah satu penerima bantuan. Ia menyatakan bansos beras jauh lebih bermanfaat dibandingkan program makan bergizi gratis (MBG) di sekolah.

“Senang banget dapat beras. Harusnya pemerintah bantuannya seperti ini, jangan yang makan gratis,” ujar Endang saat ditemui, Selasa (22/7/2025).

Menurut Endang, banyak anak yang tidak menghabiskan makanan dari program MBG karena tidak menyukai menu yang disajikan. Ia menilai bantuan berupa sembako jauh lebih fleksibel karena orang tua dapat menyesuaikan menu sesuai selera anak.

“Kalau makan gratis ada yang enggak makan. Mending orang tuanya masak sendiri dengan adanya sembako murah atau gratis,” ucapnya.

“Makanya banyak makanan dari MBG enggak habis. Mending orang tua yang masak, tapi pemerintah kasih sembako murah tiap bulan,” imbuh Endang.

Ia menambahkan, bansos beras sangat membantu karena harga kebutuhan pokok, terutama beras, terus meningkat.

“Iya, membantu banget. Apalagi beras sama sembako lainnya banyak yang naik. Nah ini beras 10 kg gratis kan lumayan hemat,” ujarnya.

Sari (39), warga lainnya, juga menyambut positif bansos beras tersebut. Ia mengatakan bantuan ini sangat membantu di tengah tekanan ekonomi.

“Senang banget, apalagi ini gratis 10 kilogram. Harga-harga kan lagi naik. Di kemasannya juga tertulis bantuan Juni–Juli 2025, jadi buat dua bulan,” ujar Sari.

Ia berharap program serupa bisa dilanjutkan secara rutin.

“Kalau bisa ya setiap bulan. Ini saja baru ada lagi setelah berbulan-bulan. Terakhir kalau enggak salah, tahun lalu,” katanya.

Endang bahkan rela mengantre meski belum sepenuhnya pulih dari sakit stroke, karena tidak ingin melewatkan bantuan.

“Karena gratis makanya antre panjang. Saya bela-belain walaupun habis sakit. Kalau enggak diambil nanti hangus, kan sayang banget,” ungkapnya.

Meski harus menunggu lama, Endang mendapatkan bantuan dari petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk didahulukan karena kondisinya.

“Iya, tadi dibantu sama petugas dan PPSU karena kenal juga. Tapi bukan saya saja, lansia juga didahulukan,” ujarnya.

Ia turut mengapresiasi kualitas beras yang diterima, karena dinilai layak konsumsi dan sesuai kebutuhan rumah tangga. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *