Jaguar di Ragunan Terlihat Kurus, Pihak Kebun Binatang Jelaskan Penyebabnya

JAKARTA – Video seekor jaguar dewasa yang terlihat kurus di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, viral di media sosial pada Sabtu (26/7/2025).
Keadaan fisik hewan tersebut memicu kekhawatiran sejumlah warganet yang mempertanyakan kondisi dan perawatan satwa di kebun binatang tersebut.
Menanggapi hal ini, Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang, menyampaikan bahwa jaguar tersebut bernama Jalu, yang kini telah berusia 22 tahun.
Menurutnya, kondisi tubuh Jalu yang tampak kurus bukan disebabkan kelalaian perawatan, melainkan faktor usia lanjut.
“Perlu kami sampaikan bahwa Jalu bukan satwa baru. Ia telah menjadi bagian dari keluarga besar Ragunan sejak tahun 2007, saat usianya 4 tahun,” ujar Wahyudi dalam keterangan resminya.
Ia menjelaskan bahwa usia Jalu telah melampaui batas rata-rata umur jaguar pada umumnya. Di alam liar, jaguar biasanya hanya mampu bertahan hingga 12–15 tahun, sementara dalam penangkaran, usia jaguar bisa mencapai 20 tahun.
“Jalu telah melewati usia rata-rata tersebut. Ini menjadi bukti bahwa perawatan satwa di Ragunan dilakukan secara serius dan berorientasi pada kesejahteraan hewan (animal welfare),” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa perubahan fisik seperti postur yang lebih ringan, pergerakan lambat, dan stamina yang menurun merupakan hal alami yang dialami satwa lansia, sama seperti manusia.
“Tetapi ini tidak berarti mereka sakit atau terabaikan. Kami tetap memberikan perhatian penuh kepada satwa senior, termasuk dengan stimulasi fisik dan mental melalui aktivitas seperti berjalan, berjemur, berenang, dan memanjat,” jelasnya.
Pihak Ragunan juga menekankan bahwa penempatan satwa, termasuk yang sudah lanjut usia, tetap dilakukan dengan mempertimbangkan hak untuk terlihat, dikenali, dan dihargai keberadaannya oleh publik.
Wahyudi juga mencontohkan bahwa Jalu secara berkala menerima perawatan seperti pemotongan kuku, pemeriksaan kesehatan menyeluruh (medical check-up), pemberian makanan bergizi sesuai kebutuhan, serta enrichment untuk merangsang perilaku alaminya.
“Kami berharap masyarakat memperoleh pemahaman yang utuh tentang satwa liar dan cara merawatnya. Tidak semua yang tampak ‘kurus’ berarti sakit. Tidak semua yang terlihat ‘pelan’ berarti lemah. Mari belajar melihat lebih dalam sebelum menilai,” tuturnya.
Taman Margasatwa Ragunan mengapresiasi perhatian masyarakat terhadap satwa-satwa yang dirawat di lembaga konservasi tersebut, dan menyatakan terbuka untuk menerima dialog serta terus melakukan perbaikan demi kesejahteraan satwa.
“Satu hal yang pasti: kami berdiri di sini demi satwa, sejak mereka muda hingga tua,” pungkas Wahyudi. []
Nur Quratul Nabila A