Ekosistem Olahraga Inklusif Kaltim Kian Terbangun

ADVERTORIAL – Upaya memperkuat regenerasi atlet disabilitas di Kalimantan Timur (Kaltim) kini semakin terstruktur. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) menggandeng National Paralympic Committee (NPC) Indonesia untuk membangun sistem pembinaan atlet muda penyandang disabilitas yang berkelanjutan dan inklusif.
Langkah ini bukan sekadar program rutin, melainkan bagian dari strategi jangka panjang Pemprov dalam menjaga kesinambungan prestasi olahraga disabilitas. Beberapa atlet disabilitas yang selama ini membawa nama harum Kaltim di kancah nasional dan internasional telah memasuki masa non-produktif. Situasi tersebut mendorong perlunya kaderisasi yang terencana, agar kejayaan di lapangan tetap terjaga.
Proses regenerasi ini dimulai dari pencarian bakat atau talent scouting di berbagai wilayah kabupaten/kota. Melalui kegiatan ini, Dispora Kaltim dan NPC menjaring potensi muda dari kalangan disabilitas yang menunjukkan bakat di berbagai cabang olahraga. Metode ini dirancang agar inklusivitas dalam olahraga benar-benar dirasakan hingga ke tingkat akar rumput.
Kepala Bidang Pemberdayaan Olahraga Dispora Kaltim, Bagus Sugiarta, menyampaikan bahwa kemitraan dengan NPC menjadi kunci penting dalam membangun fondasi olahraga disabilitas di Benua Etam. “Tentu ada program khusus untuk pencarian dan pembinaan atlet disabilitas. Kami bekerja sama dengan NPC, yaitu National Paralympic Committee Indonesia, dalam mencari bakat-bakat atlet muda. Karena generasi atlet yang sekarang sudah banyak yang berusia lanjut, kami bersama NPC melakukan pencarian ulang dan pemetaan melalui talent scouting yang sudah mereka laksanakan,” ujarnya saat diwawancarai di Kantor Dispora Kaltim, Kamis (24/7/2025).
Dengan menggandeng NPC Indonesia yang merupakan organisasi resmi di bidang olahraga disabilitas, proses pembinaan akan lebih sistematis. NPC memiliki jaringan dan pengalaman dalam menangani atlet dari tingkat daerah hingga persiapan mengikuti ajang besar seperti Pekan Paralympic Nasional (Peparnas). “NPC sendiri adalah organisasi resmi yang menangani olahraga disabilitas. Mereka juga mempersiapkan atlet untuk ajang-ajang besar, termasuk Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) yang rencananya akan digelar pada bulan September atau Oktober mendatang,” jelas Bagus.
Pendekatan pembinaan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, tidak berhenti hanya pada seleksi. Program pelatihan mencakup pendampingan administratif, penyediaan fasilitas olahraga yang memadai, hingga pelatihan teknis yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing cabang olahraga. Pendekatan ini bertujuan memastikan calon atlet disiapkan secara holistik, tidak hanya dari sisi fisik dan teknik, tetapi juga dukungan mental dan sosial.
Tak hanya bertumpu pada kerja pemerintah provinsi dan NPC, keberhasilan program ini juga ditentukan oleh keterlibatan pemerintah kabupaten/kota. Dispora Kaltim secara aktif mendorong pemda untuk ikut mengidentifikasi dan mendampingi potensi atlet disabilitas di daerah masing-masing. Dengan demikian, ekosistem olahraga inklusif dapat berkembang secara merata.
Lebih jauh, sinergi dengan komunitas disabilitas, lembaga pendidikan, serta dukungan dari keluarga atlet juga dinilai krusial. Membangun lingkungan yang mendukung perkembangan para atlet muda memerlukan kolaborasi lintas sektor dan komitmen jangka panjang.
Melalui langkah-langkah ini, Pemprov Kaltim berharap dapat mencetak generasi baru atlet disabilitas yang tangguh, berprestasi, dan siap mengharumkan nama daerah. Regenerasi yang dilakukan bukan hanya soal prestasi, tetapi juga tentang keadilan dan kesetaraan hak dalam dunia olahraga. []
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum