DPRD Kaltim Tegaskan Pendidikan Harus Merata Hingga Daerah Terpencil

ADVERTORIAL – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Baharuddin Demnu, menekankan pentingnya sistem pendidikan yang tidak hanya berfokus pada capaian akademik semata, melainkan juga membentuk karakter generasi muda yang berintegritas, peduli sosial, dan memiliki wawasan kebangsaan yang kuat.

Pernyataan ini disampaikannya sebagai bentuk keprihatinan terhadap tantangan zaman yang dihadapi dunia pendidikan saat ini, khususnya di Bumi Etam. “Yang dibutuhkan Kalimantan Timur bukan sekadar generasi pintar, tetapi mereka yang punya integritas, peduli pada lingkungan sosialnya, dan memiliki rasa cinta terhadap daerah asal,” tegas Baharuddin, Selasa (22/07/2025).

Ia menilai, di tengah arus globalisasi dan derasnya pengaruh digitalisasi, sistem pendidikan di Kaltim harus lebih membumi. Pendidikan tidak cukup hanya berbasis teknologi dan capaian kurikulum nasional, tetapi juga harus menanamkan nilai-nilai lokal, budaya daerah, dan semangat keberagaman yang telah lama menjadi identitas masyarakat Kaltim.

Lebih lanjut, Baharuddin mengungkapkan bahwa saat ini DPRD Kaltim sedang membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang penyelenggaraan pendidikan. Raperda ini diharapkan menjadi regulasi baru yang tidak hanya menyempurnakan aturan lama, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman dan kebutuhan lokal.

Ia menekankan bahwa transformasi pendidikan harus melibatkan penguatan aspek budaya dan sejarah lokal, agar peserta didik tidak kehilangan jati diri di tengah modernisasi. “Anak-anak perlu dibekali cerita tentang Mahakam, budaya Dayak, tradisi pesisir Berau, atau nilai gotong royong masyarakat kita. Itu bukan pelengkap, tapi elemen penting dalam membentuk jati diri,” ujarnya.

Selain itu, Baharuddin turut menyoroti masih adanya kesenjangan kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan dan daerah terpencil di Kaltim. Ia menegaskan bahwa pemerataan pendidikan harus menjadi prioritas, baik dari sisi tenaga pengajar, infrastruktur sekolah, maupun akses terhadap teknologi pendidikan. “Kita tidak boleh membiarkan pendidikan hanya tumbuh di Samarinda atau Balikpapan, sementara anak-anak di Long Apari, Karangan, atau Sangkulirang tertinggal. Pendidikan harus hadir di seluruh penjuru,” jelasnya.

Menurutnya, Raperda ini juga dirancang inklusif agar mampu menjangkau semua kalangan, termasuk komunitas adat, masyarakat di daerah rawan bencana, hingga penyelenggaraan pendidikan nonformal.

Baharuddin menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya pembangunan karakter dan pelestarian kearifan lokal dalam sistem pendidikan. Hal ini, menurutnya, akan sangat penting dalam menyongsong kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang akan berdiri di wilayah Kaltim. “Kalau sejak dini mereka mengenal siapa dirinya, memahami budayanya, dan cinta tanah kelahiran, maka ketika tantangan datang, mereka siap jadi pelindung dan penggerak pembangunan,” pungkasnya. []

Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *