PBB Peringatkan Bencana atas Rencana Israel Kuasai Total Gaza

NEW YORK — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan keras terhadap laporan rencana Israel untuk memperluas kendali militernya secara menyeluruh atas Jalur Gaza.
Langkah tersebut disebut berpotensi menjadi pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan memperparah kondisi kemanusiaan yang sudah kritis.
Asisten Sekretaris Jenderal PBB, Miroslav Jenca, dalam rapat Dewan Keamanan PBB yang digelar Selasa (5/8/2025), menyatakan bahwa eskalasi militer yang lebih luas “berisiko menimbulkan konsekuensi bencana” serta “semakin mengancam keselamatan para sandera yang masih ditahan di Gaza.”
“Hukum internasional tegas dalam hal ini: Gaza adalah dan harus tetap menjadi bagian integral dari negara Palestina di masa depan,” ujar Jenca seperti dikutip dari Reuters.
Rencana kontroversial tersebut muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar pertemuan dengan pejabat tinggi keamanan untuk menyusun strategi baru perang di Gaza yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Beberapa laporan media menyebut Netanyahu mempertimbangkan pengambilalihan penuh wilayah Gaza oleh militer Israel.
Langkah ini memicu kekhawatiran sejumlah negara, termasuk Tiongkok. Wakil Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB, Geng Shuang, menyatakan keprihatinan mendalam dan mendesak Israel untuk menghentikan tindakan yang dianggap berbahaya tersebut.
“Kami menyerukan gencatan senjata segera dan mendesak negara-negara berpengaruh untuk mengambil langkah konkret guna mewujudkannya,” kata Geng.
Dalam kesempatan yang sama, Ilay David, saudara dari salah satu sandera Israel yang ditahan Hamas, turut berbicara di hadapan Dewan Keamanan.
Ia menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat seluruh sandera yang masih berada di Gaza.
Ilay menyampaikan kekhawatirannya setelah muncul video terbaru yang menunjukkan kondisi saudara kandungnya, Evyatar David, dalam keadaan sangat memprihatinkan.
“Ia terlihat seperti kerangka hidup. Hampir tidak bisa berbicara. Suaranya nyaris tidak dikenali,” ujar Ilay dengan suara bergetar.
Ia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak cepat agar bantuan kemanusiaan dapat segera sampai ke para sandera dan warga sipil yang terdampak konflik. []
Nur Quratul Nabila A