Dispora Kaltim Jaga Fasilitas Tetap Prima

ADVERTORIAL – Kompleks olahraga Gelora Kadrie Oening Samarinda selama ini dikenal sebagai ikon fasilitas publik yang mampu menampung beragam kegiatan berskala kecil hingga besar. Berada di jantung kota, GOR ini menjadi magnet bagi masyarakat, tidak hanya pecinta olahraga, tetapi juga penikmat musik, komunitas seni, dan pelaku usaha kecil. Hampir setiap minggu, kawasan ini menjadi pusat keramaian, baik untuk pertandingan resmi, festival, hingga konser artis nasional. Aktivitas yang padat tersebut menghadirkan dinamika tersendiri bagi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) dalam menjaga kualitas fasilitas.
Kepala UPTD Pengelolaan Prasarana Olahraga Dispora Kaltim, Junaidi, mengungkapkan bahwa frekuensi penggunaan GOR tergolong sangat tinggi. “Hampir setiap hari ada kegiatan. Karena itu, kami tetap berusaha melakukan perawatan di sela-sela waktu agar fasilitas tetap terjaga,” jelasnya. Menurutnya, upaya ini memerlukan perencanaan matang, mengingat proses pemeliharaan membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, apalagi jika kerusakan terjadi pada bagian vital seperti lapangan, tribun, atau sistem pencahayaan.
Untuk mengantisipasi kerusakan akibat penggunaan berlebihan, Dispora Kaltim merancang kebijakan pembatasan jumlah pengunjung pada kegiatan besar. Acara yang diproyeksikan menarik lebih dari 10 ribu penonton akan diarahkan ke Stadion Palaran, yang memiliki kapasitas jauh lebih besar, lahan parkir luas, dan akses jalan yang lebih memadai. “Kami menganjurkan agar event besar dipindahkan ke lokasi lain seperti Stadion Palaran. Ini penting untuk mengurangi beban GOR Kadrie Oening,” ujar Junaidi, Jum’at (09/05/2025).
Selain menjaga infrastruktur, pembatasan ini juga menyasar masalah lalu lintas. Kawasan sekitar GOR kerap mengalami kemacetan parah saat acara besar berlangsung. Kondisi tersebut dipicu keterbatasan lahan parkir, sehingga pengunjung terpaksa memarkir kendaraan di bahu jalan, menimbulkan penyempitan jalur, dan mengganggu arus kendaraan. “Masalah parkir menjadi fokus kami. Kami sedang mencari pola pengelolaan ruang parkir yang lebih tertib agar tidak mengganggu lalu lintas,” tambahnya.
Kebijakan ini bukan berarti mematikan potensi ekonomi yang muncul dari keramaian acara. Justru, menurut Dispora, dengan distribusi event ke beberapa lokasi strategis, peluang usaha masyarakat akan terbagi lebih merata. Pedagang kaki lima, jasa transportasi, hingga penyedia akomodasi di sekitar Stadion Palaran juga akan merasakan dampak positifnya. Di sisi lain, GOR Kadrie Oening akan memiliki waktu yang cukup untuk menjalani proses pemeliharaan sehingga tetap prima saat digunakan.
Junaidi menegaskan, “Harapan kami, masyarakat bisa memahami bahwa pengaturan ini justru demi kepentingan bersama. Supaya aktivitas tetap berjalan, tapi fasilitas tetap terjaga.” Ia juga menambahkan bahwa komunikasi dengan penyelenggara acara dan pihak keamanan akan terus diperkuat untuk memastikan implementasi kebijakan berjalan tanpa hambatan.
Dengan langkah terukur ini, pemerintah daerah berharap tercipta keseimbangan antara kepentingan hiburan masyarakat, kelancaran lalu lintas, keberlanjutan fasilitas publik, dan pemerataan dampak ekonomi. Ke depan, Dispora Kaltim berencana menyusun kalender kegiatan tahunan yang mempertimbangkan daya dukung fasilitas, sehingga baik GOR Kadrie Oening maupun Stadion Palaran dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa menimbulkan masalah yang berulang. []
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum