Strategi Kolektif Jadi Penentu Prestasi PON 2028

ADVERTORIAL – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) mendorong Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kaltim untuk memperkuat pembinaan atlet demi meraih prestasi lebih tinggi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII tahun 2028 di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepala Dispora Kaltim, Agus Hari Kesuma (AHK), menegaskan bahwa pencapaian IPSI Kaltim di PON XXI Papua memang membanggakan, namun tidak boleh menjadi titik akhir perjuangan. Pesan tersebut disampaikan Agus dalam Musyawarah Kerja Provinsi (Muskerprov) IPSI Kaltim yang berlangsung di Aula KONI Kaltim, Sabtu (31/5/2025).

Pada PON sebelumnya, IPSI Kaltim berhasil menyumbang dua medali emas, satu perak, dan dua perunggu. Torehan ini melengkapi total 29 emas, 55 perak, dan 69 perunggu yang dikumpulkan kontingen Benua Etam. “Jangan sampai capaian di Papua membuat kita puas diri. Justru ini harus jadi bahan bakar semangat untuk bekerja lebih serius dan terukur menghadapi PON 2028 nanti,” ucap Agus.

Ia menilai, keberhasilan mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi sangat bergantung pada kesinambungan pembinaan di semua tingkatan. IPSI Kaltim, menurut Agus, memiliki peluang besar menjadi penyumbang medali utama jika pembinaan dilakukan secara merata di seluruh kabupaten/kota. “Pembinaan yang berjalan baik di kabupaten/kota akan terasa dampaknya di provinsi. Itu harus dimulai sekarang, bukan nanti,” tandasnya.

Selain menggarisbawahi pentingnya pembinaan, Agus juga menyampaikan pesan dari Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, yang menargetkan posisi papan atas di PON 2028. “Pak Gubernur titip pesan, kalau bisa juara umum. Kalau tidak, ya jangan sampai keluar dari tiga besar,” ujarnya, menirukan arahan gubernur dengan nada tegas.

Agus menekankan, prestasi tidak akan hadir hanya dengan mengandalkan rapat atau wacana. Diperlukan kerja sama lintas pihak, mulai dari pelatih, atlet, pengurus, hingga pemerintah daerah. Strategi yang dirancang harus berbasis pada data kekuatan riil dan didukung dengan peningkatan frekuensi kompetisi lokal.

Ia juga mendorong setiap kejuaraan tingkat daerah menjadi wadah pengujian strategi dan kemampuan atlet. Hal ini diharapkan mampu membentuk mental juara serta mematangkan teknik sebelum tampil di pentas nasional. Dengan persiapan yang masih menyisakan waktu tiga tahun, Agus optimistis IPSI Kaltim bisa memperbaiki peringkat pada PON mendatang. “Kalau semua pihak mau bergerak bersama, pembinaan akan berjalan dari bawah, kompetisi bisa rutin digelar, dan dari situ bibit unggul akan lahir secara alami,” pungkasnya.

Ke depan, pencak silat diharapkan tidak hanya menjadi olahraga tradisi, tetapi juga menjadi salah satu cabang andalan Kaltim yang konsisten menghasilkan prestasi. Dukungan dari seluruh elemen akan menjadi penentu apakah target ambisius di PON 2028 dapat terwujud. []

Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *