Dispora Kaltim Terapkan Prinsip Bersih dalam Hibah Olahraga

ADVERTORIAL – Transparansi dalam pengelolaan dana hibah menjadi salah satu fokus utama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Tidak hanya di level internal, pengawasan juga menyasar organisasi penerima hibah agar setiap bantuan yang diberikan benar-benar membawa manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya dalam pembinaan olahraga dan kepemudaan.
Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Sugiarta, menegaskan bahwa pengelolaan dana hibah bukan sekadar menjalankan kewajiban administrasi, tetapi juga bentuk tanggung jawab kepada publik. Ia memastikan, prinsip keterbukaan selalu menjadi landasan utama dalam setiap proses penggunaan anggaran. “Dana yang tersedia kami manfaatkan dan kelola sebaik mungkin, dengan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dan transparansi. Terutama dana hibah yang diberikan oleh pemerintah provinsi,” ujarnya saat diwawancarai di Kantor Dispora Kaltim, Selasa (12/8/2025).

Menurut Bagus, dana hibah yang digelontorkan pemerintah provinsi tidak bisa digunakan sembarangan. Ada prosedur baku yang harus dilalui, mulai dari tahap perencanaan program, pelaksanaan kegiatan, hingga pelaporan hasil.
“Kami selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian dan keterbukaan. Semua prosesnya terdokumentasi dengan baik sehingga tidak menimbulkan keraguan dari pihak manapun,” jelasnya.
Dokumentasi yang lengkap tersebut, lanjut Bagus, tidak hanya mencegah keraguan publik, tetapi juga memudahkan Dispora melakukan evaluasi di masa mendatang. Dengan begitu, program pembinaan olahraga dan kepemudaan dapat berjalan lebih terarah, efisien, dan tepat sasaran.
Dispora menilai kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintah menjadi kunci keberhasilan setiap program. Oleh karena itu, keterbukaan dalam penggunaan anggaran dinilai sangat penting. “Kepercayaan masyarakat dan pemerintah adalah modal utama kami. Dengan pengelolaan yang transparan, kami bisa menunjukkan bahwa setiap rupiah yang diberikan benar-benar digunakan untuk membangun olahraga dan kepemudaan,” tegasnya.
Kepercayaan publik itu, menurut Bagus, bukan hanya soal menjaga nama baik instansi, tetapi juga jaminan agar masyarakat mau berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pembinaan yang dijalankan.
Dispora tidak hanya menuntut keterbukaan pada level internal, tetapi juga memperketat pengawasan terhadap organisasi penerima hibah. Baik organisasi olahraga, komunitas, maupun lembaga kepemudaan wajib membuat laporan pertanggungjawaban yang jelas.
“Kami tidak hanya mengelola dana hibah di tingkat internal, tetapi juga mengawasi penggunaan oleh pihak yang menerima bantuan. Mereka harus membuat laporan yang jelas agar bisa dipertanggungjawabkan,” katanya.
Dengan adanya aturan ini, Dispora ingin memastikan dana hibah yang diberikan benar-benar digunakan untuk kepentingan pembinaan, bukan untuk kegiatan di luar tujuan utama. Prinsip ini sekaligus mendorong organisasi penerima agar memiliki pola kerja yang profesional, transparan, dan terukur.
Pengelolaan dana hibah yang bersih diharapkan memberi dampak luas, baik dalam peningkatan kualitas atlet maupun penguatan organisasi kepemudaan di daerah. Dispora menilai, jika tata kelola dana berjalan baik, maka program-program pembinaan akan lebih efektif dalam membangun generasi muda yang sehat, berdaya saing, dan berprestasi.
Selain itu, Dispora menekankan bahwa olahraga tidak hanya sebatas kompetisi, melainkan juga sarana membangun sumber daya manusia yang unggul. Dengan pengelolaan hibah yang tepat, olahraga bisa menjadi wadah pembentukan karakter, mempererat persatuan, sekaligus meningkatkan prestasi di tingkat daerah, nasional, hingga internasional.
Langkah transparansi ini juga sejalan dengan strategi jangka panjang pemerintah daerah. Dispora berharap, pola pengelolaan dana hibah yang terbuka dapat menjadi contoh bagi lembaga lain, sekaligus memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun Kalimantan Timur.
Dengan pondasi tata kelola anggaran yang bersih, Dispora optimistis, olahraga dan kepemudaan di Kaltim tidak hanya berkembang dalam jangka pendek, tetapi juga memberi kontribusi besar terhadap pembangunan manusia yang sehat, produktif, dan berprestasi di masa depan. []
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum