Pemimpin Eropa Kawal Zelensky ke Washington Hadapi Tekanan Trump

WASHINGTON – Sejumlah pemimpin Eropa berbondong-bondong menuju Washington, Amerika Serikat, untuk memberikan dukungan politik kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Kehadiran mereka bertepatan dengan pertemuan Zelensky dan Presiden AS Donald Trump pada Senin (18/8/2025), di tengah desakan Trump agar Kyiv segera menerima kesepakatan damai dengan Rusia.

Trump sebelumnya bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Dalam pertemuan tersebut, Trump tampak lebih selaras dengan Moskow dalam mendorong perundingan damai tanpa prasyarat gencatan senjata.

Ia bahkan menulis di media sosial pada Minggu bahwa akan ada “KEMAJUAN BESAR TERKAIT RUSIA,” tanpa penjelasan lebih lanjut.

Menurut sumber yang mengetahui pembicaraan, AS dan Rusia mendiskusikan kemungkinan kompromi teritorial.

Moskow disebut bersedia melepaskan sebagian kecil wilayah yang didudukinya dengan imbalan Ukraina menyerahkan sebagian besar daerah timur, termasuk Donbas, serta pembekuan garis depan di lokasi lain.

Utusan Trump, Steve Witkoff, mengatakan Moskow untuk pertama kalinya menerima tawaran AS mengenai perlindungan mirip Pasal 5 NATO.

“Kami berhasil mendapatkan konsesi ini, bahwa Amerika Serikat dapat menawarkan perlindungan seperti Pasal 5,” ujarnya kepada CNN.

Namun, bagi Ukraina, jaminan keamanan tetap diragukan. Pengalaman pahit Krimea yang dicaplok Rusia pada 2014, meski ada Memorandum Budapest 1994, membuat Kyiv skeptis terhadap perjanjian semacam itu.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan urgensi perdamaian.

“Jika perdamaian tidak mungkin tercapai dan perang ini hanya akan terus berlanjut, ribuan orang akan terus tewas. Kita mungkin akhirnya sampai ke titik itu, tapi kita tidak menginginkannya,” katanya dalam wawancara dengan CBS Face the Nation.

Para pemimpin Eropa bergerak cepat untuk memperkuat posisi Zelensky. Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menggelar pertemuan khusus sekutu pada Minggu sebelum berangkat ke Washington.

Mereka menekankan perlunya jaminan keamanan kuat, termasuk keterlibatan langsung AS.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Finlandia Alexander Stubb, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga dijadwalkan hadir.

Dalam pernyataan bersama, Inggris, Prancis, dan Jerman menegaskan siap mengerahkan pasukan penjamin keamanan setelah pertempuran berhenti, membantu mengamankan udara dan laut Ukraina, serta mendukung regenerasi militer Kyiv.

Namun, beberapa negara Eropa masih ragu terlibat langsung secara militer.

Polandia menegaskan, “Anda tidak bisa berunding untuk perdamaian di bawah bom yang terus berjatuhan,” menolak gagasan Trump dan Putin soal perundingan tanpa gencatan senjata.

Zelensky menyatakan dukungan Eropa menunjukkan solidaritas nyata bagi kemerdekaan dan kedaulatan Ukraina.

“Semua sepakat bahwa perbatasan tidak boleh diubah dengan kekerasan,” tulisnya di platform X.

Ia juga menegaskan jaminan keamanan harus bersifat konkret.

“Itu harus memberikan perlindungan di darat, udara, dan laut, serta dikembangkan dengan partisipasi Eropa,” katanya.

Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung lebih dari tiga setengah tahun, menewaskan atau melukai lebih dari satu juta orang.

Pertemuan Zelensky dan Trump di Gedung Putih disebut akan menjadi salah satu momen paling menentukan dalam arah konflik ini. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *