ABK KM Banyu Urip I Tewas Tenggelam di Tanjung Benoa, Diduga Tak Bisa Berenang

BADUNG – Tragedi kecelakaan laut kembali terjadi di Dermaga Tanjung Benoa, Badung, Bali.

Seorang anak buah kapal (ABK) KM Banyu Urip I bernama Bangga (23), asal Kampung Tegal Danas, Desa Hegarmukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kota Bekasi, Jawa Barat, ditemukan tewas tenggelam setelah terjatuh ke laut pada Minggu (17/8/2025) dini hari sekitar pukul 00.15 WITA.

Fakta mengejutkan terungkap dalam insiden ini. Meski bekerja sebagai ABK, Bangga ternyata tidak bisa berenang.

Kondisi tersebut membuat proses pertolongan menjadi sangat sulit, apalagi lokasi kejadian gelap gulita.

“Korban panik dan tidak bisa berenang,” ujar Kasi Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi, Senin (18/8/2025).

Berdasarkan keterangan saksi HS, wakil kepala kamar mesin (KKM) KM Banyu Urip I, kejadian bermula saat korban hendak membangunkan dirinya untuk menyalakan genset di kapal lain, KM Sri Dewata 67.

Saat berjalan lebih dulu, korban tiba-tiba terjatuh ke laut. HS yang masih berada di lambung sebelah kiri kapal sempat kaget menyaksikan hal tersebut.

Saksi HS spontan terjun ke laut berusaha menolong. Ia sempat berhasil memegang tubuh korban, namun Bangga yang panik terus berontak hingga pegangan terlepas.

Korban kemudian terseret arus perairan Tanjung Benoa.

“Saya sudah berusaha memegang korban, tapi dia terus berontak,” ungkap HS dalam keterangannya.

Upaya penyelamatan juga dilakukan saksi lain. AH melemparkan tali tros dari buritan kapal, namun tidak berhasil diraih korban.

MS, DP, dan HA kemudian melontarkan pelampung berbahan styrofoam ke laut. Bahkan saksi MS nekat terjun berenang untuk mendorong pelampung mendekati korban.

Sayangnya, usaha tersebut gagal karena arus laut semakin membawa Bangga menjauh hingga akhirnya tenggelam.

Peristiwa itu segera dilaporkan kepada pemilik kapal berinisial INT.

Laporan kemudian diteruskan ke tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas Bali, Polda Bali, dan Polresta Denpasar. Operasi pencarian berlangsung selama berjam-jam.

Sekitar pukul 15.10 WITA di hari yang sama, tubuh korban akhirnya ditemukan di kedalaman 14 meter, sekitar 20 meter dari buritan KM Banyu Urip I. Jenazah selanjutnya dievakuasi ke kamar jenazah RSUP Prof Ngoerah, Denpasar.

Kasus ini menambah catatan kecelakaan laut yang melibatkan ABK di Bali.

Tragedi tersebut sekaligus menyoroti pentingnya kemampuan berenang bagi pekerja laut, mengingat risiko tinggi yang melekat pada profesi tersebut. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *